Jogja
Sabtu, 17 Oktober 2015 - 07:20 WIB

KEBAKARAN BANTUL : Kurang dari Sehari, 6 Hektar Hutan di Piyungan Terbakar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas pemadam kebakaran dari Satgas Pemadam Kebakaran Bantul tengah berupaya memadamkan api yang membakar lahan hutan di kawasan Dusun Mojosari, Desa Srimartani, Piyungan, Jumat (16/10/2015) siang. (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Kebakaran Bantul terjadi dalam kurang 24 jam di dua titik hutan Piyungan.

Harianjogja.com, BANTUL-Kebakaran lahan dan hutan di Bantul terus terjadi. Tak hanya melanda kawasan lahan dan hutan kering yang ada perbukitan selatan Bantul, titik api kini muncul di perbukitan sisi timur Bantul. Kurang dari 24 jam, dua titik lahan hutan di kawasan Piyungan terbakar.

Advertisement

Lahan hutan seluas 6 hektar milik beberapa warga, yang masing-masing 3 hektar ada di Dusun Pandeyan, Desa Srimulyo serta 3 hektar lainnya ada di Dusun Mojosari, Desa Srimartani, Kamis (15/10/2015) malam dan Jumat (16/10/2015) pagi terbakar.

Sogiran, Dukuh Pandeyan menuturkan, selepas Maghrib, ia mendapatkan laporan dari warga terkait munculnya titik api di hutan milik Sukirman, 45, warga setempat. Dilihatnya dari atas bukit, kepulan asap dan titik api terus melebar ke selatan.

“Akhirnya, saya dan warga memeriksa langsung ke titik api. Perjalanan ke sana cukup lama, karena medannya sulit,” katanya saat ditemui wartawan, Jumat (16/10/2015) pagi.

Advertisement

Dikatakannya, titik api itu berada di hutan yang berada beberapa meter saja di bawah lokasi tempat wisata Watu Amben. Sebagai catatan, akses jalan menuju lokasi itu memang terbilang cukup ekstrim. Hal itulah yang membuatnya kesulitan menjangkau titik api.

“Akhirnya kami pun juga mengajak serta kawan-kawan dari FPRB [Forum Pengurangan Resiko Bencana] Piyungan,” imbuhnya.

Sesampainya di lokasi kebakaran, pihaknya lantas segera melokalisir titik api itu agar tak menyebar. Kondisi lahan yang dipenuhi oleh guguran daun kering memang sangat memudahkan penyebaran titik api. “Kami memadamkannya dengan cara yang sangat sederhana, yakni dengan menggepyok [memukulkan semak ke titik api],” paparnya.

Advertisement

Sayangnya, angin yang bertiup cukup kencang menyebabkan upaya pelokalisiran itu pun sia-sia. Dengan cepat api merembet ke bagian hutan lainnya. Akhirnya, setelah lebih dari 2 jam, mereka berjuang, api pun bisa dipadamkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif