Jogja
Selasa, 18 Juli 2017 - 17:55 WIB

KEBAKARAN BANTUL : Masak Makanan Sapi, Malah Membakar Kandang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi kebakaran (backgroundpictures.org)

Kandang sapi berukuran 3×12 meter persegi milik Kadio ludes terbakar,

Harianjogja.com, BANTUL–Selasa (18/7/2017) jadi hari yang nahas bagi Kadio (56) warga Karanggayam, Gedangan, Panjangrejo, Pundong. Kandang sapi berukuran 3×12 meter persegi miliknya ludes terbakar, beruntung ternaknya yang sedang berada di kandang berhasil diselamatkan.

Advertisement

Menurut kesaksian korban, Kadio kejadian bermula pada sekitar pukul 09.00 saat ia sedang memasak makanan untuk ternak sapinya diantara tumpukan jerami dan kandang.

Tak disangka, api yang ia gunakan untuk memasak makanan ternak menyambar tumpukan jerami yang ada di dekatnya dan mulai membakar kandang.

Melihat kejadian tersebut, warga yang berada di sekitar kandang kemudian berteriak. Salah satu warga yakni Darmanto (43) segera menghubungi pihak pemadam kebakaran (Damkar) Bantul melalui telepon. “Anginnya besar jadi kena jerami,” akunya.

Advertisement

Pukul 09.30 WIB, saat Pusdalops BPBD Bantul menerima informasi tersebut dari saksi Darmanto, satu mobil damkar dan satu tangki air segera dikirimkan ke lokasi kejadian.

Sesampainya di sana satu mobil damkar Kota Yogyakarta juga membantu mengatasi kebakaran yang merambat ke seluruh bagian kandang sapi. “Mungkin salah satu warga ada yang mempunyai kontak damkar kota dan menghubungi,” ujar salah satu petugas Damkar Bantul, Yohanes Widyatmoko.

Menurut Yohanes, jika kebakaran terjadi di kandang sapi seperti ini maka potensi untuk merambat ke bangunan lain amatlah kecil. Sebab, kini banyak warga yang menempatkan kandang ternak terpisah dari rumah utama. Sehingga resiko merambat relatif mudah ditekan. “Kalau dulu kan langsung nempel dengan rumah,” ujarnya.

Advertisement

Namun ia menambahkan, kebakaran yang terjadi di kandang ternak relatif sulit dipadamkan. Jika dipadamkan dari tumpukan atas jerami, biasanya bara masih membara di bagian dalam tumpukan padahal sifat jerami sangat mudah terbakar dibandingkan dengan kayu.

Sehingga petugas damkar perlu membuka tumpukan jerami tersebut dengan menggunakan tongkat atau kayu panjang sampai dapat mencapai bara yang ada di dalam tumpukan. “Kita belum punya alat seperti yang dimiliki Kalimantan untuk memadamkan kebakaran lahan gambut,” katanya.

Selain masalah tersebut, menurut Yohanes yang paling menghambat pemadaman di kandang ternak adalah asapnya yang tebal. Asap tersebut berasal dari tumpukan jerami yang basah dan lembab.

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, asap tebal memang cukup menganggu proses pemadaman api. Bahkan beberapa petugas damkar mengeluhkan masker yang tidak dapat menahan asap terhirup oleh hidung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif