SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran (Backgroundpictures.org)

Kebakaran Kulonprogo yang terjadi di hutan rakyat masih diselidiki.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Penyebab kebakaran yang terjadi di wilayah hutan milik rakyat di Dusun Kagok, Desa Banjarasri, sampai saat ini belum bisa diketahui. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo merilis dalam bulan ini sudah dua kali peristiwa kebakaran melanda Perbukitan Menoreh.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Kawasan hutan milik rakyat di Dusun Kagok tiba-tiba terbakar pada, Selasa (6/10/2015) sore. Hingga dini hari, petugas gabungan dari warga, relawan, Tagana, BPBD, tim reaksi cepat baik dari Kulonprogo, provinsi maupun Sleman turun langsung memadamkan api.

Kepala BPBD Kulonprogo Untung Waluyo mengungkapkan, medan dan lokasi kebakaran yang sulit dijangkau menyulitkan petugas untuk memadamkan api. Bahkan, mobil pemadam kebakaran hanya mampu menjangkau hingga Dusun Puser.

“Kami ambil langkah [pemadaman] manual agar api tidak masuk ke pemukiman warga. Karena mobil damkar juga tidak bisa menjangkau seluruh titik api. Hanya sebagian saja yang berhasil dipadamkan, sebagian besar dipadamkan secara manual bersama warga dan relawan,” ujar Untung, Rabu (7/10/2015)

Untung mengungkapkan, dari enam hektare lahan yang ada di wilayah itu, tiga hektare diantaranya terbakar. Dia menambahkan, ada lebih dari sepuluh titik api yang terjadi malam itu.

Lebih lanjut Untung mengungkapkan, dalam sebulan ini sudah dua kali peristiwa kebakaran terjadi di wilayah Perbukitan Menoreh. Sebelumnya, kebakaran terjadi belum lama ini di wilayah Girimulyo.

“Namun, api tidak terlalu besar, sehingga dapat segera dipadamkan. Kali ini terjadi di Kalibawang, lokasinya juga sulit dijangkau,” imbuh Untung.

Untung memaparkan, selama musim kemarau panjang ini, kebakaran berpotensi terjadi di wilayah perbukitan. Bahkan, potensi kebakaran dapat terjadi di wilayah-wilayah yang memiliki lahan bersemak maupun kawasan hutan jati, di mana banyak daun-daun kering berguguran. Sebagian besar potensi kebakaran dapat terjadi di wilayah utara, seperti Girimulyo dan Kalibawang. Namun, di wilayah selatan yang juga banyak perkebunan pohon jati juga dapat memiliki kerawanan kebakaran yang sama.

Akibat kejadian tersebut, BPBD kembali mengimbau kepada warga agar lebih berhati-hati. Untung menegaskan, agar warga tidak melakukan aktifitas seperti membakar sampah di kebun atau kawasan yang banyak sampah daun kering.

“Hal ini harus diperhatikan, jangan membakar sampah di kebun atau membuang punting rokok sembarangan. Selain itu, pecahan cermin juga bisa menyebabkan kebakaran jika terpantul sinar matahari, jadi masyarakat harus lebih berhati-hati. Jika ada titik api, bisa langsung melaporkan pada kami atau petugas terdekat,” jelas Untung.

Sementara itu, Kapolsek Kalibawang Kompol Joko Sumarah belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi pada Selasa malam itu. Pihaknya juga tidak ingin gegabah menyimpulkan penyebab kebakaran, sehingga sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan lebih dalam.

“Sampai saat ini, kami masih melakukan penyelidikan secara intensif untuk bisa memastikan penyebab kebakaran hutan tersebut. Kami juga mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak membakar sampah kering di sekitar kebun, untuk mencegah terjadinya kejadian yang serupa,” tandas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya