SOLOPOS.COM - Pasar Semin yang terbakar masih ditutup untuk umum, Jumat (3/1). (Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

GUNUNGKIDUL—Belum tersedianya pasar darurat seperti yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul membuat para pedagang memanfaatkan lahan seadanya. Beberapa dari mereka memanfaatkan lahan parkir.

Pedagang nasi, Mujiyati, 60, terpaksa berjualan di depan pasar dengan membayar sewa Rp10.000 per hari. Dia harus tetap berjualan untuk menghidupi keluarga karena hanya dengan berjualan ia dapat penghasilan. “Depan pasar ini kawasan parkir jadi harus membayar sewa,” ucap Mujiyati, Jumat (3/1).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pedagang daging, Siti Suryani, tidak ingin repot dengan kondisinya saat ini. Dia langsung menyewa lahan parkir untuk satu tahun penuh Rp500.000 dengan perjanjian jika pasar yang sudah disediakan pemerintah bisa digunakan maka sisa uang sewa akan kembali. Ibu dari dua anak ini memiliki dua kios yang ludes terbakar di malam pergantian tahun, 31 Desember 2013.

Kasmin dan Yanto yang berjualan assesoris kecantikan dan mainan anak, terpaksa harus mengontrak kios di bagian depan yang tidak terbakar. Keduanya langsung menyewa selama setahun senilai Rp7 juta. Hal tersebut dilakukan karena kiosnya yang terbakar belum bisa digunakan dan pasar darurat juga belum terealisasi.

Lurah Pasar Semin Riswanto mengakui belum ada informasi pasti soal pasar darurat. Sementara ini pengelola masih fokus mendata kios dan los yang terbakar berikut kerugian dari masing-masing pedagang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya