SOLOPOS.COM - Pondok Pesantres (Ponpes) Darul Quran Gunungkidul yang mengalami kebakaran, Selasa (5/1/2016). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Kebakaran pondok pesantren terjadi di Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Korban meninggal dunia dari kejadian terbakarnya Pondok Pesantres (Ponpes) Darul Quran, pada Selasa (5/1/2016) yaitu Nizom Al Kafi, diketahui sebagai anak yang sudah mondok sejak kecil.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Seperti diungkapkan oleh salah seorang kerabat korban, yakni Muhammad Thohari pada Rabu (6/1/2016). Thohari yang datang ke Ponpes pada saat korban disalatkan itu menyebut tidak ada karakter khusus yang melekat pada diri korban sebagai keponakannya. Hanya saja, keponakannya itu cukup membuat keluarga kagum, karena sudah menginginkan masuk di Ponpes sejak kecil.

“Sejak Sekolah Dasar (SD) di Ponpes, tapi di Bantul. Dan ketika Sekolah Menengah Pertama atau Tsanawiyah, pindah ke sini,” ujarnya, di lokasi kejadian, di Dusun Ledoksari, Kepek, Wonosari.

Selain itu, ketika liburan, korban yang berusia 14 tahun itu juga selalu menyempatkan diri mengunjungi keluarga di Ngunut, Playen.

“Sering ketemu, anaknya baik, bagus. Dan ia meninggal dalam kondisi baik, bahkan bantal yang ia gunakan untuk tidur menyangga kepala, tidak terbakar,” sebut Thohari lagi.

Kejadian kebakaran di Ponpes Darul Qur’an terjadi sekitar pukul 00.25 WIB, dan menyebabkan salah satu santri meninggal dunia. Korban atas nama Nidzom Al Kafi warga Sawahan, Bantul, meninggal dalam kondisi terpanggang.

Usai disalatkan bersama pengurus dan para santri, sekitar 07.58 WIB jenazah korban langsung dibawa ke Bantul, menggunakan mobil ambulans milik RSUD Wonosari, dan sedianya dimakamkan pukul 16.00 WIB di pemakaman setempat.

Dari pantauan di lokasi kejadian, bangunan yang terbakar yakni lantai dua sebelah utara. Sementara sisi lainnya, masih utuh.Nampak garis polisi yang membatasi pintu masuk gedung.

Kepala Kepolisian Sektor Wonosari, Komisaris Polisi Riyanto mengatakan, hasil dari penyelidikan tim gabungan, pada saat itu ada lilin. Kemudian santri tersebut tidur. Api dari lilin membakar salah satu tempat tidur dan merambat ke tempat yang lain.

Ketika kejadian berlangsung, korban tidak bisa menyelamatkan diri. Sehingga kobaran api yang sempat membesar itu membakar korban.

“Pada waktu kejadian, korban tertidur di lantai dua atas sebelah utara dan meninggal dunia di tempat kejadian,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya