SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Kebijakan tersebut dilakukan sebagai bentuk apresiasi Pemkab atas karya yang dihasilkan warga Sleman.

Harianjogja.com, SLEMAN- Pemkab Sleman menganggarkan dana stimulan pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebesar Rp40 juta. Selain untuk membantu pengurusan HAKI karya asli Sleman, kebijakan tersebut dilakukan sebagai bentuk apresiasi Pemkab atas karya yang dihasilkan warga Sleman.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan, pemberian dana stimulan tersebut sudah dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya. Anggaran sebesar Rp40 juta disediakan untuk stimulan biaya sertifikasi HAKI. “Dana stimulan ini untuk mengapresiasi dan melindungi hasil karya warga Sleman. Kami juga mendorong serta meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya HAKI,” katanya saat membuka Seminar Hari Teknologi Nasional ke 21 di Aula Kantor Bappeda Sleman, Rabu (5/10/2016).

Sleman, lanjut Sri, ditetapkan sebagai Kawasan Berbudaya HAKI sesuai Keputusan Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM). Sudah selayaknya, Pemkab mengapresiasi karya cipta warga melalui peningkatan kualitas produk, promosi produk, fasilitasi sertifikasi produk, pembinaan dan fasilitasi stimulan pendaftaran HAKI. “Kami mendorong berkembangnya iklim budaya kreatif di masyarakat. Kecamatan sebagai pusat pengembangan budaya dan pusat pertumbuhan ekonomi,” kata Sri.

Dalam acara tersebut, Bupati juga secara simbolis menyerahkan bantuan stimulan sebesar Rp4,4 juta untuk biaya pendaftaran sertifikasi HAKI kepada Suryadi terkait penemuan Media Tanam Dari Plastik Kresek (Mediokres). Selain Suyadi, dana stimulant HAKI juga diberikan kepada SMK Diponegoro Aliyudin sebesar Rp6,3 juta. SMK ini menciptakan alat yang mampu mematikan motor dari jarak jauh, ‘Smagal’. Smagal merupakan singkatan dari Sepeda Motor Anti Begal.

Smagal mampu mematikan nyala sepeda motor sesuai perintah pemiliknya. Cukup dengan mengirim pesan ke nomor yang dipasang di dalam jok motor. Jika pemilik mengetik ‘OFF’ dari ponsel dan mengirimkan ke alat tersebut, maka motor akan mati dengan sendirinya. “Sementara masih dalam bentuk prototype. Belum dipasarkan,” kata Guru SMK Diponegoro Aliyudin Nurliyadin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya