Jogja
Rabu, 10 Agustus 2016 - 04:40 WIB

KEBIJAKAN PEMKAB BANTUL : Belum Saatnya Direalisasikan, Muncul Penolakan Pembangunan Mal

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi suasana Solo Paragon Lifestyle Mall (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Penolakan itu terlihat adanya sejumlah spanduk penolakan pembangunan mal yang dipasang Barisan Muda (BM) PAN.

Harianjogja.com, BANTUL- Rencana pembangunan mal di Kabupaten Bantul yang diwacanakan Bupati setempat Suharsono, mendapat penolakan.

Advertisement

“Spanduk [penolakan pembangunan mal] yang kami buat dan dipasang ada sekitar delapan spanduk, namun laporan terakhir saya belum tahu ada di mana saja,” kata Ketua DPD Barisan Muda Partai Amanat Nasional Bantul, Herry Fahamsyah seperti dikutip Antara, Selasa (9/9/2016).

Penolakan itu terlihat adanya sejumlah spanduk penolakan pembangunan mal yang dipasang Barisan Muda (BM) Partai Amanat Nasional (PAN) Bantul di beberapa titik, di antaranya simpang empat Sudimoro Sewon dan kawasan Jalan Srandakan Palbapang.

Menurut dia, penolakan rencana pembangunan mal di Bantul itu digaungkan karena pihaknya menilai pembangunan pusat perbelanjaan modern tersebut belum saatnya direalisasikan, karena masih ada prioritas lain yang lebih mendesak dilaksanakan.

Advertisement

Prioritas lain yang perlu dipikirkan di Bantul saat ini, kata dia, di antaranya mengenai pembangunan di bidang pertanian, sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pasar tradisional dikuatkan dari serbuan pasar modern.

“Ketika Bupati mau melakukan perubahan di Bantul ternyata hingga sekarang belum ada perkembangan yang signifikan, programnya ‘Makaryo Mbangun Deso’, tapi tidak sesuai realisasinya, karena justru ‘makaryo mbangun mal’,” katanya.

Selain belum jadi prioritas dilaksanakan, kata dia, rencana pembangunan mal di Bantul juga belum ada kajian yang mendalam dari jajaran Pemkab Bantul setelah Bupati Bantul terpilih Suharsono mewacanakan pembangunan mal pascadilantik pertengahan Februari 2016.

Advertisement

“Begitu [bupati Suharsono] menjabat tiba-tiba diwacanakan pembangunan mal, ini kan sangat tidak etis dan tidak elok, apalagi baru enam bulan. Sehingga kesannya terburu-buru,” katanya.

Herry mengatakan, penolakan rencana pembangunan mal di Bantul itu murni muncul dari gerakan pemuda di sayap parpol ini sendiri dan tidak keterkaitan dengan struktur kelembagaan di DPD PAN Bantul yang menaungi organisasinya.

“Kita bergerak sendiri dan tidak terpusat di DPD PAN, namun kita akan mendorong PAN bersikap juga. Karena kita melihat pemda harusnya melihat prioritas yang lain, bukannya malah membangun mal,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif