SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

Sepanjang 2015, total sapi yang dipotong di RPH Giwangan tercatat sebanyak 5.777 ekor yang menghasilkan daging sapi karkas 940,159 ton.

 

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

 

Harianjogja.com, JOGJA – Rumah Pemotongan Hewan Giwangan Yogyakarta baru mampu memenuhi sekitar 50% dari total kebutuhan daging sapi yang dipasok ke pasar, sedangkan kekurangannya dipenuhi dari luar kota.

“Jumlah sapi yang dipotong setiap hari di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan sekitar 14 hingga 15 ekor. Jumlah tersebut belum memenuhi kebutuhan daging sapi di masyarakat sehingga harus dipenuhi dari luar kota seperti Bantul, Sleman dan Boyolali,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Kehewanan Kota Jogja, Sri Panggarti, seperti dikutip Antara, Jumat (29/1/2016).

Menurut dia, pihaknya memang belum mampu memaksimalkan kapasitas RPH Giwangan yang seharusnya mampu memotong hingga 90 ekor sapi setiap hari karena ada beberapa kendala seperti keterbatasan jumlah sumber daya manusia.

Jumlah maksimal sapi yang bisa dipotong dalam sehari di RPH Giwangan adalah sekitar 50 ekor. “Jika lebih dari 50 ekor, maka juru sembelih yang ada di RPH Giwangan sudah tidak mampu. Ada tiga juru sembelih halal yang ada di RPH Giwangan,” katanya.

Sepanjang 2015, total sapi yang dipotong di RPH Giwangan tercatat sebanyak 5.777 ekor yang menghasilkan daging sapi karkas 940,159 ton. Seluruh daging yang dihasilkan di RPH Giwangan melalui pemeriksaan ketat baik sebelum sapi disembelih hingga saat sudah menjadi karkas.

“Semua dilakukan sesuai standar pemotongan. Mulai dari kesejahteraan hewan, pengecekan daging saat sudah menjadi karkas dan distribusi ke pasar tradisional. Kami siapkan mobil angkutan khusus untuk membawa daging ke pasar,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Suyana mengatakan, harga daging sapi di pasar tradisional masih stabil tinggi yaitu sekitar Rp120.000 per kilogram.

“Jika pedagang ditanya, maka mereka pasti menjawab bahwa harga daging sudah tinggi sejak dari distributor. Sedangkan jagal pasti menjawab harga sapi sudah tinggi,” katanya.

Oleh karena itu, Suyana mengusulkan agar pemerintah bisa memberikan fasilitasi kepada jagal sehingga bisa memperoleh sapi dengan harga terjangkau karena secara statistik populasi sapi sangat mencukupi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya