SOLOPOS.COM - Ilustrasi stok beras. (Dok/JIBI/Solopos).

Bukti bahwa beras OP kurang diminati bisa dilihat belum adanya pengajuan yang masuk ke Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindagkop ESDM).

 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Operasi Pasar Murni (OPM) kurang diminati masyarakat di Gunungkidul. Pasalnya sejak 2012 lalu, kegiatan tersebut tidak pernah dilakukan lagi, meski Pemerintah DIY sudah mengalokasikan beras seberat 18,5 ton untuk operasi pasar.

Bukti bahwa beras OP kurang diminati bisa dilihat belum adanya pengajuan yang masuk ke Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindagkop ESDM). Padahal batas waktu permohonan akan berakhir pada Selasa (9/2/2016).

Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Disperindagkop ESDM Gunungkidul Supriyadi mengatakan, operasi pasar merupakan kegiatan rutin yang Pemerintah DIY. Pemberitahuan juga sudah disampaikan ke tujuh kecamatan meliputi Semin, Ngawen, Patuk, Wonosari, Karangmojo, Playen dan Paliyan. Namun hingga Jumat (5/2/2016) belum ada satu pun pihak yang berminat dengan operasi tersebut.

“Surat sudah diedarkan sejak satu minggu yang lalu. Kita tunggu sampai Selasa [9/2], jika tidak ada yang mengajukan maka OP di Gunungkidul tidak ada,” kata Supriyadi kepada Harian Jogja, kemarin.

Tidak adanya operasi pasar bukan hal yang baru di Gunungkidul. Sejak 2012 lalu operasi tersebut tidak pernah dilakukan lagi. Menurut Supriyadi, ada beberapa faktor yang membuat warga jadi kurang tertarik, di antaranya stok beras di pasaran mencukupi dan ada anggapan bahwa beras yang didistribusikan kualitasnya tidak lebih baik dari beras untuk warga miskin.

“Sesuai edaran yang kami terima, jenis beras yang dijual merupakan kelas premium dan bukan seperti beras raskin. Di lihat dari harga juga sangat miring karena per kilonya hanya mengganti Rp7.500,” ungkapnya.

Supriyadi menjelaskan, perasi dilakukan untuk menjaga stabilnya harga beras di pasar. Alokasi yang disediakan untuk operasi sebanyak 18,5 ton. Rencananya kegiatan operasi akan dilakukan bergiliran di seluruh kabupaten kota di DIY mulai 11-23 Februari. “Kalau memang tidak ada yang mengajukan, maka tidak ada operasi,” tambahnya.

Sementara itu, Camat Semin Huntoro Purbo Wargono mengku belum menerima surat edaran permintaan operasi pasar. dia pun berjanji akan melakukan pengecekan apakah surat itu sudah masuk atau belum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya