Jogja
Sabtu, 8 April 2017 - 08:22 WIB

KECELAKAAN BALI : Apa Penyebab Siswa MTsN 2 Tempel Meninggal di Bali?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Kabar duka datang dari siswa MTs N 2 Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN — Salah seorang siswa MTs Negeri 2 Sleman, Yuda Setya Wardana, 15, meninggal dunia saat mengikuti study tour ke Bali. Sebelum meninggal, Yuda sempat dirawat RSUD Tabanan akibat luka yang dialaminya. Penyebab kematian siswa tersebut penuh misteri.

Advertisement

Baca Juga : KABAR DUKA : Hilang Beberapa Jam Saat Study Tour ke Bali, Siswa MTsN 2 Tempel Meninggal Dunia

Kepala Seksi Madrasah Kantor Kemenag Sleman Abdul Haris Novita mengatakan selama proses pencarian dilakukan ponsel korban aktif. Meski begitu, setiap kali dihubungi tidak diangkat oleh korban. Pihak kepolisian juga melacak sinyal Ponsel korban. Namun kesulitan menemukan korban lantaran posisinya selalu berpindah-pindah. Sejak dilaporkan hilang hingga ditemukan, korban baru ditemukan 22 jam kemudian. Banyak yang menduga, hilangnya korban akibat hal mistis.

“Ditemukan pada Sabtu, (1/4/2017), menjalani operasi otak dan dirawat selama tiga hari. Korban meninggal pada Kamis (6/4/2017) dan sekarang jenazah sudah dipulangkan ke Tempel,” katanya Jumat (7/4/2017).

Advertisement

Haris sendiri langsung terbang ke Bali mendampingi Kepala Kantor Kemenag Sleman untuk memastikan kejadian tersebut. Menurutnya, seluruh biaya dari perawatan dan pemulangan jenazah ditanggung oleh Pemkab Bedugul. Kemenag Sleman juga menyampaikan uang duka bagi keluarga korban. “Kebetulan bapak korban, Jumario sejak Sabtu sudah di Bali. Kami masih belum lakukan evaluasi terkait masalah ini,” katanya.

Meski begitu, pihaknya sudah menanyakan hal-hal terkait dengan standar operasional prosedur pelaksanaan study banding ke pihak madrasah. Menurut Haris, sesuai SOP kegiatan tersebut satu guru pendamping hanya mendampingi 10 anak. Guru pendamping juga diwajibkan memiliki nomor kontak siswa yang didampingi. “SOP berjalan, by name dan by address bahkan satu guru mendampingi kurang dari 10 anak,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala MTsN 2 Tempel Hadlirin masih belum dapat dikonfirmasi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif