SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban kecelakaan (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Kecelakaan Gunungkidul selama 2015 naik dibanding 2014.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Selama kurun waktu 2015 angka kecelakan di Gunungkidul mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama di 2014. Jumlah kecelakaan yang ada mencapai 393 kasus dengan korban meninggal 59 orang. sedang di tahun sebelumnya hanya ada 352 kasus dengan korban meninggal 70 orang.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

“Kalau dilihat dari intesitas kejadian ada peningkatan, tapi kalau dari korban meninggal malah jauh berkurang,” kata Kepala Polres Gunungkidul AKBP Hariyanto kepada awak media, Sabtu (2/1/2016).

Dia menjelaskan, tingginya kecelakan yang terjadi disebabkan karena kelalaian manusia. Beberapa kesalahan tersebut antara lain, melanggar aturan lalu lintas, kurang berhati-hati saat di jalan atau tidak mengindahkan rambu-rambu yang ada.

“Kesalahan atau kelalaian di jalanan tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain. Untuk itu, kami mengimbau agar tetap menaati peraturan saat berkendara sehingga jumlah kecelakaan nisa dikurangi,” urai mantan Kepala Sub Bidang Register dan Identifikasi Polda DIY itu.

Lebih jauh dikatakan Hariyanto, tren kecelakaan di Gunungkidul terus berfluktuatif. Kejadian dari tahun ke tahun terus berubah-ubah. Misalnya untuk 2015, intensitasnya mengalami kenaikan yang diikuti dengan jumlah korbannya. Namun dibandingkan yang terjadi di tahun sebelumnya, kenaikan hanya terjadi pada korban dengan luka ringan dan berat, sedang untuk korban meninggal malah ada penurunan.

“Begitu juga saat dilihat dari jumlah kerugian yang diderita. Untuk 2014, kerugian mencapai Rp145.750.000, sedang di 2015 hanya Rp106.500.000,” urainya.

Kepala Satuan Lalulintas Polres Gunungkidul AKP Andrey Valentino melalui Kepala Unit Laka Satlantas Polres Gunungkidul Iptu Eryda Kusumah menambahkan, untuk tindakan pencegahan, petugas terus melakukan sosialisasi keselamatan berlalulintas. Sasaran utama sosialisasi diberikan kepada pelajar, karena mayoritas kecelakaan yang terjadi didominasi dari kelompok ini.

“Untuk sosialisasi kami mendatangi ke sekolah-sekolah. Terkadang kami bersama dengan guru melakukan razia bersama untuk meneliti kelengkapan kendaraan para siswa,” tutur dia.

Disinggung mengenai jenis kendaraan yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan, Eryda menjelaskan bahwa kendaraan itu didominasi kendaraan roda dua. Tingginya pertumbuhan kendaraan ikut andil terjadinya kecelakaan tersebut.

“Kami akan terus melakukan sosialiasai agar masyarakat waspada dan terus berhati-hati. Selain menggunakan perlengkapan yang standar, kondisi kendaraan juga harus dicek terlebih dahulu sebelum berpergian,” katanya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya