SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyadap nira (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Kecelakaan kerja untuk penyadap nira di Kulonprogo tinggi

Harianjogja.com, KULONPROGO – Angka kecelakaan kerja bagi penyadap nira di Kulonprogo masih tinggi. Pengembangan varietas kelapa dengan tegakan rendah dinilai dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja bagi para penyadap nira.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Dalam kurun waktu setahun, sedikitnya 30 penyadap nira jatuh dari pohon kepala saat bekerja. Data tahun 2014 lalu itu, menunjukan angka risiko kecelakaan kerja di sektor ini cukup tinggi. Bahkan, angka tersebut yang berhasil terdata, sedangkan yang belum kemungkinan jumlahnya lebih banyak.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kulonprogo Eko Pranyata mengatakan, kecelakaan kerja para penderes nira ini umumnya terjadi di musim penghujan. Terutama di bulan November hingga Februari.

“Angkanya tidak bisa kami rinci secara pasti, tetapi di bulan-bulan tersebut memang banyak terjadi kasus kecelakaan kerja dari penyadap nira,” ujar Eko saat dihubungi Harian Jogja, Minggu (1/11/2015).

Selama ini, jaminan kecelakaan kerja untuk para penyadap dicover dari santunan oleh pemkab. Eko mengatakan, besaran santunan untuk kematian sebesar Rp5 juta, sedangkan untuk cacat berat santunan yang diberikan sebesar Rp15juta, dan cacat sedang sebesar Rp7,5 juta.

Meski demikian, pihaknya juga sedang berupaya untuk mengajukan jaminan sosial untuk penderes. Pasalnya, penderes nira dapat memperoleh jaminan sosial dari BPJS ketenagakerjaan. Jaminan yang dapat diperoleh yakni jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.

“Kami belum bisa memastikan, tapi kami sudah menghitung besaran iuran yang harus dibayar tiap bulannya. Hanya saja perlu sosialisasi, apakah penderes sanggup membayar atau tidak,” jelas Eko.

Berdasarkan hitungan, iuran yang dapat dibayarkan tiap bulan yakni sekitar Rp10.500 per bulan. Sementara di Kulonprogo ada lebih dari 5.000 penderes nira.

“Kami yang penting sudah siapkan data dan besaran iuran yang dapat diajukan. Nanti jika sudah ada kesepakatan untuk menggunakan BPJS, maka tinggal diajukan saja,” papar Eko.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bambang Tri Budi Harsono mengungkapkan, luas tanam kelapa di Kulonprogo mencapai 16.000 hektare. Dia mengatakan, dengan luasan tersebut dapat diperkirakan jumlah penderes kelapa dapat mencapai ribuan orang. Belum lagi kondisi kelapa yang memiliki tinggi sekitar 15 meter hingga 25 meter, sehingga risiko jatuh semakin besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya