SOLOPOS.COM - Adhis Prihantara, sopir Avanza maut di Tugu kembali menjalani pemeriksaan di Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polresta Jogja, Senin (30/5/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Kecelakaan Tugu Jogja menyebabkan keprihatinan untuk bagi siapapun yang mengetahuinya

Harianjogja.com, JOGJA— Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menilai insiden tabrakan di Tugu Jogja yang menewaskan sepasang suami-istri merupakan akibat dari kurang pedulinya pengguna jalan pada rambu lalu lintas dan pengguna jalan lainnya.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Dia pun meminta seluruh warga DIY untuk mengambil peristiwa itu sebagai sebuah pelajaran.

Baca juga:

KECELAKAAN TUGU JOGJA : Adhis Pernah Tabrak Hingga Tewas 2 Orang Tahun 2013, Namun Kasus Berakhir Kekeluargaan

KECELAKAAN TUGU JOGJA : Ternyata, Sopir Avanza Tertidur saat Nyopir, Baru Terbangun setelah Nabrak Tiang
KECELAKAAN TUGU JOGJA : Sopir Avanza Ditetapkan Sebagai Tersangka, Terancam Hukuman 6 Tahun
KECELAKAAN JOGJA : Ini Pengakuan Adhis, Pengemudi Avanza yang Tabrak Sepeda Motor dan Loper di Tugu
KECELAKAAN JOGJA : Tabrak Sepeda Motor dan Loper di Tugu, Apakah Sopir Konsumsi Narkoba?
KECELAKAAN JOGJA : Beredar Rekaman CCTV Kecelakaan di Tugu Jogja, Avanza dengan Kecepatan Tinggi Tabrak Motor

Ditemui di ruang kerjanya di Kompleks Kepatihan Senin (30/5/2016), PA X mengatakan periatiwa itu terjadi karena makin egoisnya seseorang saat berkendara di jalan raya.

“Saya melihat itu sebagai akibat dari kurangnya kepedulian kepada sesama pengguna jalan,” kata dia.

Ironinya hal semacam itu saat ini lumrah terjadi meski tak sampai memakan korban. Dia mencontohkan banyaknya pengguna kendaraan yang nekat naik ke atas trotoar saat terjadi kemacetan karena merasa terburu-buru. Padahal trotoar bukanlah hak pengendara kendaraan.

Selain itu banyak juga ditemui pengguna kendaraan yang nekat melawan arus dengan alasan menghemat waktu ketimbang harus berjalan memutar. PA khawatir pelanggaran-pelanggaran semacam itu bila tak ada kesadaran untuk berbenah tak akan pernah menemukan solusi dan semakin memburuk.

Dia juga menyayangkan masih adanya warga yang menilai banyaknya pelanggaran terjadi karena pemerintah dan aparat penegak hukum yang tak tegas.

Menurutnya ketertiban tak bisa diwujudkan hanya dengan mengandalkan peraturan. Nyatanya meskipun selama ini sudah ada rambu-rambu yang tegas masih banyak pelanggaran terjadi.

“Kadang yang melanggar malah membawa anak-anak, hal-kecil begitu tidak terperhatikan, padahal ketertiban itu harus dibiasakan dari kecil, dimulai dari dalam diri,” beber dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya