SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Penjual Tiwul (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kecamatan Patuk memiliki program untuk menyajikan makanan kecil buatan warga Patuk dalam setiap pertemuan. Namun, penerapannya belum bisa maksimal.

Salah satu dusun yang belum bisa maksimal yakni Dusun Jatikuning, Desa Ngoro-oro. Kepala Dusun Jatikuning Munawar mengatakan penerapan program belum bisa dalam setiap rapat. Menurutnya, kesibukan warga menjadi kendala.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Kadang, kalau sibuk sekali ya masih beli,” ujar dia di Jatikuning, Senin (20/10/2014).

Namun menurut dia, warga sangat mendukung program tersebut. Ketika ada rapat dalam skala besar, warga setiap rukun tetangga bergotong-royong membuat makanan untuk keperluan rapat.

“Kami perlahan-lahan menerapkan program tersebut,” ungkap dia.

Salah satu warga Jatikuning, Atik mengamini hal tersebut. Setiap ada rapat di tingkat RT mau pun dusun, warga berusaha untuk membuat makanan sendiri atau membeli makanan asli Patuk. Menurutnya, program tersebut sangat baik untuk melestarikan makanan asli Patuk.

“Dulu, saya jualan sumpil. Tapi, sudah tidak lagi karena tidak kuat tenaganya karena cuma sendiri,” ujar dia.

Ia berharap makanan khas Patuk bisa terangkat lagi. Ia mengaku sangat mendukung program Pemerintah Kecamatan Patuk tersebut. Sebagai wujud dukungannya, Ati turut membuat makanan sendiri jika akan ada pertemuan.

“Tapi, kalau sibuk sekali ya terpaksa beli,” ungkap dia.

Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengungkapkan sudah satu tahun program tersebut berjalan. Ia menyebarkan surat edaran ke seluruh pemerintah desa untuk melaksanakan program tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya