Kehamilan tidak direncana (KTD) tinggi di kalangan remaja
Harianjogja.com, KULONPROGO — Jumlah remaja melahirkan di Kabupaten Kulonprogo masih tinggi. Pada akhir 2016 masih menduduki urutan pertama tertinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta.
Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024
Baca Juga : KEHAMILAN TIDAK DIRENCANA : Medsos Jadi Penyebab KTD di Kalangan Remaja Tinggi?
Melihat persalinan remaja lebih memiliki banyak pengaruh negatif ketimbang positif, maka Pemkab memilih untuk mengembalikan peran dan tanggungjawab dari tiga pusat pendidikan, yaitu orang tua, sekolah dan masyarakat. Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kulonprogo, Mardiya mengungkapkan, ketiga pusat pendidikan ini kerap saling melempar tanggung jawab dalam mendidik anak, padahal seharusnya terjadi kesinambungan, saling mendukung satu sama lainnya.
Anggota Komisi 4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kulonprogo, Priyo Santoso menuturkan, untuk mengendalikan jumlah kasus persalinan dini, Pemkab harus melakukan koordinasi lintas sektoral. Semua lembaga yang ada, menjalankan ketugasan mereka untuk melakukan pembinaan generasi muda secara menyeluruh, mengenai persoalan yang akan muncul ketika bersalin di usia remaja. Sehingga muncul kesadaran untuk tidak melakukan hal tersebut.
Ia membenarkan bahwa perkembangan globalisasi dan semakin mudahnya mendapatkan informasi lewat media sosial, menjadikan pola pikir dan pola kepribadian yang salah pada generasi muda.
“Pendidikan Budi Pekerti di tiap jenjang pendidikan perlu segera diterapkan. Saat ini, penerapan budi pekerti di sekolah belum optima, memerlukan rumusan yang jelas dan terukur,”ungkapnya, Senin (10/4/2017).
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
