Jogja
Senin, 14 Oktober 2013 - 14:45 WIB

KEISTIMEWAAN DIY : Dukuh di Bantul Berharap Danais Disosialisasikan Sampai Dusun

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keistimewaan DIY (JIBI/HARIAN JOGJA/DESI SURYANTO)

Harianjogja.com, BANTUL- Paguyuban dukuh [kepala dusun] di Bantul yang tergabung dalam Pandu berharap ada sosialisasi tentang dana keistimewaan (danais) DIY yang menyentuh masyarakat di tingkat dusun.

Ketua Pandu Bantul, Sulistya memastikan warga Bantul saat ini belum paham dan menguasai status keistimewaan. “Padahal, keistimewaan ini telah diraih berkat perjuangan rakyat DIY,” katanya, belum lama ini.

Advertisement

Ia menilai perlu tim khusus melibatkan Kraton Ngayogyakarta, Pemerintah DIY dan pemerintah daerah untuk mesosialisasikan makna keistimewaan secara luas termasuk danais yang sangat diharapkan bisa membangkitkan seni budaya DIY sampai pelosok daerah.

Menurut Sulistyo, Paguyuban Pandu Bantul telah menginisiasi berdirinya sanggar budaya yang akan terus dikembangkan hingga di tingkat kecamatan dan desa.

Menurutnya, sanggar budaya nanti bukan saja menjadi tempat warga masyarakat belajar kesenian yang ada melainkan menyangkut aspek cukup luas seperti pusat belajar dan pelestarian kebudayaan meliputi tata bahasa, tata busaha, tata boga, tata susila, dan tata seni budaya itu sendiri yang semuanya memiliki basis budaya yang ada.

Advertisement

Sanggar budaya dimaksud harus didorong muncul sampai tingkat bawah. Sanggar budaya digagas Pandu Bantul pertama kali berdiri yakni Sanggar Budaya Catur Manunggal berada di Jaten, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak yang rencaannya akan berdiri di kecamatan dan desa lain .

“Kami belum berani memastikan bagamana mekanisme mendapatkan danais. Kami sendiri belum tahu. Tapi katanya menjangkau sapai dusun,” ungkap Sulistyo.

Sementara itu Kepala Dinas kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Bantul Bambang Legowo memastikan pihaknya sudah melakukan pendataan jumlah kelompok seni budaya yang ada di 17 kecamatan di Bantul.

Advertisement

Pendataan jumlah dan ragam seni budaya Bantul sudah dilakukan terakhir kali pada tahun 2010.

Namun demikian pihaknya masih akan meremajakan data lama tersebut dengan koordinasi pemerintah desa maupun langsung agar tidak ada kelompok seni di Bantul yang tercecer dalam pendataan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif