Jogja
Kamis, 19 Februari 2015 - 23:20 WIB

KEISTIMEWAAN DIY : Gusti Prabu Menentang Gubernur Perempuan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Keistimewaan DIY mengenai opsi Gubernur Perempuan ditentang Gusti Prabu.

Harianjogja.com, JOGJA-Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo menentang keras perempuan menjabat gubernur DIY. Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X yang akrab disapa Gusti Prabu ini meminta semua pihak menghormati Kraton yang sudah memiliki aturan sendiri dalam suksesi gubernur.

Advertisement

“Paugeran, adat harus dihormati sepenuhnya sejak HB I sampai HB X tidak pernah berubah dan sampai kapan pun tak pernah berubah,” kata Gusti Prabu saat ditemui seusai memimpin wisuda abdi dalem di komplek Kraton, Kamis (19/2/2015)

Menurut Gusti Prabu, paugeran harus dihormati bahkan oleh pemimpin sekali pun. Meski sultan (yang bertahta) memiliki hak preogratif namun haknya tidak boleh bertentangan dengan adat yang sudah ada. Sama halnya dengan presiden, lanjut Gusti Prabu, hak preogratifnya tidak bisa melanggar Undang-undang Dasar.

Meski sultan yang bertahta saat ini tidak memiliki putra mahkota maka untuk menentukan penerus, menurut Gusti Prabu harus melalui rapat keluarga. Gusti Prabu memberikan gambaran bahwa HB IX saat itu tidak menunjuk putra mahkota, akhirnya digelar rapat keluarga dan secara aklamasi keluarga waktu itu memilih Raden Mas Herjuno (Sultan Hamengku Buwono X) menjadi penerus.

Advertisement

“Apa yang kami lakukan untuk menghormati paugeran yang sudah dibuat leluhur,” ujar Gusti Prabu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif