SOLOPOS.COM - Ilustrasi arus lalu lintas di Jalan Malioboro, Jogja (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA– Kepadatan lalu lintas di Jogja dinilai sudah overload sehingga membuat pengendara tidak memiliki pilihan lain. Hal ini disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di sela-sela ramah tamah dengan Paskibraka di Bangsal Kepatihan, Senin(18/8/2014).

Sultan mengindentifikasi kemacetan tinggi itu hampir merata di seluruh wilayah DIY, baik jalur lingkar (ring road) ataupun perkotaan seperti Gejayan, dan terutama Malioboro.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

“Makanya, saya minta Dinas Pekerjaan Umum untuk segera lelang tempat parkir Ngabean dan Abu Bakar Ali,” ujarnya.

Ia juga minta kepada Dinas PU untuk melakukan studi di wilayah jalur lingkar terhadap kemungkinan menambah jembatan layang (fly over) atau jalan bawah tanah (underpass). Menurut dia, dengan ditetapkannya DIY sebagai heritage city, semestinya tidak ada keluhan soal semrawutnya lalu lintas dengan masuknya bus-bus besar di wilayah perkotaan. Ia pun sudah melarang truk- truk bertonase tinggi yang masuk ke wilayah DIY akibat diperbaikinya Jembatan Comal, Pemalang, Jawa Tengah.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Rani Sjamsinarsi mengatakan lelang untuk parkir portable untuk Taman Parkir Ngabean sudah dilakukan. Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) DIY, lelang itu telah memasuki masa sanggah yang berakhir pada 21 Agustus mendatang. Selanjutnya, pengumuman pemenang lelang dan penandatangan kontrak dilakukan sehari setelahnya. Anggaran membangun parkir portable tersebut menghabiskan Rp13,2 miliar yang diambil dari dana keistimewaan 2014.

Sedangkan untuk lelang parkir portable di Taman ABA, Rani mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan. Alasannya, saat ini baru dilakukan tahap sosialisasi dengan para pemangku kepentingan, dari pedagang kaki lima dan juru parkir.

“Belum semua masyarakat menerima,” katanya.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional DIY Direktorat Jendral Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Agung Sutarjo mengatakan perbaikan pada titik-titik jalan nasional akan diusulkan ke pusat, karena bangunannya relatif tua. Misalnya, Jembatan Pelem Gurih, Denggung, Bantar lama, dan lain- lain.

“Kondisi aspal di DIY ini juga tak cocok untuk truk karena hanya berkelas medium. Di jalur utara saja sudah high level cloud saja kalah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya