SOLOPOS.COM - Sejumlah bangunan berhimpitan dengan Beteng Keraton di kawasan Plengkung Nirbaya, Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA—Menjadi tempat tujuan wisata budaya, lingkungan Jeron Benteng Kraton Ngayogyakarta meminta agar Pemerintah Daerah DIY tanggap untuk menata kawasan utama penyangga Kraton tersebut.

Adanya dana keistimewaan (danais), menggerakan warga menuntut agar anggaran itu dapat digunakan seoptimal mungkin untuk menata daerah wisata cagar budaya itu.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

“Jadi harus bottom up. Harus ada usulan dari bawah,” ujar Suminto Ketua RT 74 Mangunegeran, Kraton, Minggu (15/12/2013).

Ia mempersoalkan Dinas Kesehatan DIY yang mengalokasikan danais untuk sosialisi pengendalian malaria di Kokap, Kulunprogo dua pekan lalu dengan media pewayangan. Warga memandang kegiatan itu tidaklah tepat sasaran.

Menurut dia, pemerintah salah dalam mendefinisikan kebudayaan. Sementara di kawasan Kraton sendiri, budaya yang kian hari kian luntur dan ditinggalkan anak muda justru dibiarkan.

“Misalnya jalan jongkok di depan orangtua. Apakah itu masih ada di lingkungan sini? Enggak ada lagi,” ujarnya.

Kepada Harianjogja.com, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DIY Rani Sjamsinarsi mengatakan kawasan Taman Sari termasuk bagian dari rencana mendesain tata ruang kawasan keistimewaan.

Hanya, sudah berubahnya kompleks Taman Sari menjadi permukiman menjadi bukan perkara gampang dalam merancang konsepnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya