SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters)

Kejahatan anak yang terjadi di Bantul melibatkan puluhan anak setiap tahun

Harianjogja.com, BANTUL– Puluhan anak di Bantul setiap tahun terjerumus menjadi pelaku kriminal.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Balai Pemasyarakatan (Bapas) Wonosari yang selama ini mendampingi pelaku kejahatan yang melibatkan anak-anak di Bantul dan Gunungkidul, setiap bulan menerima permohonan dari lembaga penegak hukum untuk mendampingi pelaku anak-anak.

Bapas merupakan lembaga pemerintah yang bertugas mendampingi anak yang menjadi pelaku kejahatan di persidangan.

Lembaga ini juga meneliti dan mengkaji latar belakang pelaku anak tersebut untuk menjadi bahan yang disampaikan kepada hakim guna dipertimbangkan dalam menjatuhkan vonis.

Pembimbing Kemasyarakatan dari Bapas Wonosari Pedro Suares menyebutkan, di Kabupaten Bantul saja, rata-rata empat anak setiap bulannya dilaporkan sebagai pelaku kriminal. Artinya dalam setahun ada lebih dari 40 anak yang terjerumus menjadi pelaku kejatahan dan dijerat pasal pidana.

Mereka kebanyakan berusia di atas 12 tahun dan di bawah 18 tahun. “Kalau kasusnya banyak. Menjadi pelaku karena terlibat pencurian, pengeroyokan, pencabulan, narkoba dan berbagai kejahatan lainnya. Kebanyakan pelaku berkelamin laki-laki,” terang Pedro Suares, Sabtu (21/3/2015).

Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan status ekonomi keluarga, tidak mengenal kaya dan miskin. Namun tidak sedikit pula berasal dari keluarga yang broken home. Selain kondisi keluarga bermasalah, faktor lingkungan menurut Pedro memberi banyak pengaruh yang menyebabkan mereka terjerumus sebagai pelaku kejahatan di usia muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya