Jogja
Rabu, 16 September 2015 - 13:20 WIB

KEJAHATAN TRANSNASIONAL : Puluhan Intelijen Dunia Berkumpul di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kejahatan transnasional menjadi perhatian dunia sehingga intelijen dunia berkumpul untuk bertukar info

Harianjogja.com, SLEMAN – Puluhan anggota intelijen dunia bertukar informasi dalam pertemuan Regional Intelligence Liaison Office (RILO) 2015 di Eastparc Hotel, Caturtunggal, Depok, Sleman mulai Selasa (15/9/2015) hingga Kamis (17/9/2015) besok. Mereka membahas upaya penanganan kejahatan transnasional dalam berbagai perspektif.

Advertisement

Pertemuan itu merupakan yang ke-27 sejak berdirinya jaringan intelijen global di tahun 1987. Direktur Kepabeanan Internasional Ditjen Bea Cukai Kementrian Keuangan Robert Leonard Marbun menyatakan anggota RILO Ada 33 negara. Tapi dalam pertemuan kali ini diikuti 20 negara yang mengirimkan intelijen sebagai delegasi.

Pertemuan itu, lanjutnya, membahas informasi terbaru praktek penegakan hukum terhadap kejahatan lintas negara. Pertukaran informasi itu juga mengerucut pada pembahasan tren kejahatan transnasional, modus hingga rute yang dipakai para pelaku kejahatan.

Termasuk mengupas kasus penggelapan yang signifikan di negara anggota. Pertukaran data terkait penegakan hukum kejahatan lintas negara bisa dapatkan langsung penanganannya dari negara yang berkompeten.

Advertisement

“Dengan menjadi tuan rumah, diharapkan meningkatkan peran Ditjen Bea Cukai di kawasan Asia Pasifik,”,” ungkap mantan Kakanwil Ditjen Bea Cukai Wilayah Sulawesi ini, Selasa (15/9/2015).

Di hari pertama, kata dia, salah satu sharing informasi dalam pertemuan itu terkait tindak pidana pencucian uang. Modusnya dengan mengirim suatu produk ilegal salah satu negara ke Indonesia. Karena produk itu masuk kategori legal di Indonesia.

Setelah itu hasil dari penjualan kemudian dikirim kembali ke negara asal tersebut. “Jadi ada produk yang di negara A itu ilegal tapi di negara kita termasuk legal. Nah itu biasanya bisa dimanfaatkan oleh pelaku,” ungkapnya.

Advertisement

Marbun enggan menyebut kasus kejahatan lintas negara paling dominan yang terjadi di Indonesia. Alasannya satu jenis kejahatan biasanya saling berkait dengan jenis kejahatan lainnya. Para pelaku juga bisa memanfaatkan para pekerja Indonesia yang berada di luar negeri dengan membuat rute yang bisa mengelabui petugas.

“Kami terus mengedukasi para pekerja Indonesia [TKI] agar lebih berhati-hati ketika mendapat tawaran penitipan barang. Karena dari beberapa kasus narkoba hanya dititipi,” tegasnya. (

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif