Jogja
Senin, 26 Oktober 2015 - 23:20 WIB

KEKERASAN ANAK : Cegah Kekerasan Anak, Polres dan Polsek Perlu Tambah Polwan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perempuan polisi bersepeda berpatroli di CFD Solo, Minggu (11/1/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Kekerasan anak bisa dicegah melalui berbagai cara, salah satu yang diusulkan yakni penambahan personel polwan

Harianjogja.com, SLEMAN – Penambahan personil polisi wanita (Polwan) di tingkat Polres dan Polsek dirasa bisa menjadi pencegah kekerasan pada perempuan dan anak.

Advertisement

Hal ini disampaikan AKP Yayah Rokayah saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk “Kekerasan Anak dan Perempuan” di Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNY, Sabtu  (23/10/2015).

Yayah mengaku selain penambahan polwan sosialisasi melalui media sosial juga dirasa sangat efektif. Pendekatan pada anak-anak sekolah dan ibu-ibu rumah tangga juga dirasakan dibutuhkan.

“Jika bisa babinkamtibmas juga ikut mendapatkan sosialisasi ini. Sebab terkadang merekalah yang mengetahui awal kebermulaan kekerasan pada perempuan dan anak,” kata Yayah.

Advertisement

Selain itu, Yayah mengaku proses penyidikan juga memilii sejumlah hambatan jika saat diterapkan di lapangan. Salah satunya personil di tingkat kepolisian tidak semuanya pernah ikut dalam pelatihan dan pemahaman pada kekerasan pada anak.

“Kadang hanya tamparan kecil dianggap biasa. Padahal jika melihat tamparan ini sepelan apapun sudah termasuk pada kekerasan. Terlebih jika dibiarkan, maka perlakuan ini bisa lebih parah lagi nantinya,” jelas Yayah.

Peneliti asal UNY, Siti Partini Suardiman mengatakan preventif bisa dilakukan lewat dukungan sosial terhadap perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Kelompok ini bisa menciptakan rasa aman dan akhirnya meningkatkan rasa percaya diri.

Advertisement

“Sebaliknya, ketika perempuan korban KDRT kurang atau tidak mendapatkan dukungan sosial yang memadai, terdapat kecenderungan mereka memendam masalah. Menganggap masalahnya sebagai sesuatu yang harus diterima,” jelas Siti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif