SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Kekerasan Bantul terjadi di sebuah karaoke.

Harianjogja.com, BANTUL-Meski pihak pelaku pemukulan terhadap seorang pengunjung salah satu tempat karaoke di kawasan Pantai Bolong, Parangtritis, Jumat (3/7/2015) malam lalu sempat mengungkapkan utang piutang sebagai alasan pemukulannya, pihak Polsek Kretek tetap tak acuh.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Seperti diakui Kapolsek Kretek AKP Supardi, saat mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP), salah satu dari belasan pemuda bercadar yang melakukan pemukulan terhadap tamu karaoke itu memang sempat mengatakan alasan pemukulan itu lantara dipicu persoalan utang piutang antara
mereka dengan pemilik tempat karaoke. Akan tetapi, pihaknya tak begitu saja percaya. Pasalnya, hingga kini pihaknya belum bisa meminta keterangan dari pihak pemilik karaoke lantaran pihak yang bersangkutan belum ada di tempat.

Sementara terkait dengan dugaan pemukulan itu dilakukan atas nama razia tempat karaoke oleh salah satu ormas keagamaan, pihaknya pun belum bisa mengambil kesimpulan. Hal itu lantaran, pasca-peristiwa pemukulan itu, pihaknya langsung berkomunikasi dengan beberapa ormas.

“Dan ternyata mereka memang tidak menerbitkan instruksi apapun terkait dengan razia semacam itu. Lagipula ketika itu juga tidak ada perusakan apapun,” tutur Supardi.

Ia mengakui, persoalan terbesarnya saat ini adalah tak adanya laporan apapun dari pihak korban. Pasalnya, pasca-dipukul oleh pelaku, korban langsung melarikan diri. Padahal, dari laporan korban itulah pihaknya bisa melanjutkan penyeldikan.

“Satu-satunya alasan kami untuk terus fokus pada kasus ini adalah adanya tindak penekanan yang mereka [belasan pemuda bercadar] itu,” ujarnya.

Beruntung, pihaknya sudah mengetahui identitas dari beberapa orang bercadar itu. Dikatakannya, dari beberapa pemuda bercadar itu, ada salah satu yang merupakan warga Sanden.

Muncul kabar bahwa orang tersebut merupakan merupakan salah satu dari Daftar Pencarian Orang (DPO) dari polsek Sanden. Sayangnya, terkait hal ini, AKP Supardi enggan menginformasikannya.

“Ada anggota kami yang mengenal orang tersebut. Yang pasti dia adalah warga Sanden. Kalau soal DPO, saya tak tahu,” ujarnya.

Sebelumnya, salah warga sekitar lokasi yang tak bersedia disebutkan identitasnya menceritakan, Jumat (3/7/2015) belasan pemuda yang mengenakan cadar, jubah, dan surban mendadak merangsek masuk ke salah satu tempat karaoke. Dikatakannya, belasan pemuda itu mengendarai satu unit mobil sedan Timor dan 6 unit sepeda motor.

“Sepertinya, awalnya mereka menunggu pemilik karaoke. Tapi tak kunjung datang, mereka pun memukuli seorang pengunjung,” kisahnya.

Saat disinggung mengenai ormas keagamaan tertentu, ia pun mengaku tak tahu pasti. Dirinya hanya mendengar ada seseorang dari gerombolan itu yang menyebut salah satu nama ormas keagamaan. Menurutnya, jika memang ormas tersebut berniat melakukan razia, maka seharusnya mereka mendatangi seluruh tempat karaoke yang ada.

“Bukannya cuma fokus di satu tempat saja kan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya