Jogja
Rabu, 11 Mei 2016 - 19:55 WIB

KEKERASAN BANTUL : Wali Santri Akhirnya Laporkan Pengasuh Ponpes Asy Syifa

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Kekerasan Bantul diduga dilakukan pengasuh pondok pesantren

Harianjogja.com, BANTUL- Budi Nurastowo, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syifa Bambanglipuro resmi dilaporkan oleh wali santri korban penganiayaan kepada pihak kepolisian Polres Bantul, Rabu (11/5/2016).

Advertisement

Salah satu wali santri, Suwarni beserta tujuh santri yang menjadi korban didampingi sekretaris Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Zahrowi dan tim advokat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) melaporkan Budi atas tindakan penganiayaan yang dilakukannya.

Sekretaris LCKI Zahrowi mengatakan, sebanyak tujuh santri telah menyampaikan kuasanya kepada tim advokad dari LBH untuk melaporkan ustad tersebut. Para santri yang menjadi korban beserta para orang tuanya sudah membulatkan niat untuk meneruskan kasus ini melalui jalur hukum.

“Hari ini kami resmi melaporkan dia [Budi] atas kasus ini, laporan kami sudah diterima oleh pihak kepolisian dan untuk proses selanjutnya kami akan menunggu panggilan untuk pemeriksaan selanjutnya,” katanya, Rabu (11/5/2016).

Advertisement

Panit Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polres Bantul, Aiptu Suharyanto mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari salah satu wali santri atas kasus penganiayaan anak.

“Yang melapor adalah wali santri berinisial PS, sejauh ini satu wali yang melapor meskipun menurut keterangan PS ada banyak korban namun itu nanti akan dikembangkan di bagian Reskrim,” katanya.

Zahrowi menambahkan, selama ini para wali dan korban yang didampingi oleh LCKI dan LBH sudah menempuh jalan musyawarah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul maupun Badan Pengelola Harian (BPH) Pondok Pesantren Asy-Syifa. Namun bukan penyelesaian yang didapatkan, justru tindakan arogan dari pengasuh pondok yang didapatkan.

Advertisement

“Sudah ada beberapa kali pertemuan dengan ustad itu bersama pengurus Muhammadiyah, tetapi ustad itu malah nantang-nantang dan mengakui melakukan pemukulan juga. Tidak ada sama sekali etikat baik untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif