SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kekerasan di Jogja terjadi di Jalan Timoho hingga korbannya tewas

Harianjogja.com, JOGJA-Muhammad Firza Ardiyansah Ramadhan, 20, korban penganiayaan mahasiswa luar jawa di Jalan Timoho, Jogja, akhirnya meninggal dunia. Cucu politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DIY, Sukamto ini menghembuskan nafas terakhir di ruang ICCU Rs.Bethesda, Senin (10/8/2015), siang, pukul 14.10 WIB.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kematian korban menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, terlebih kedua orangtuanya. Untoro, 49, tak kuasa menahan air matanya menyaksikan jasad anaknya yang sudah tidak bergerak di Gedung Bedah Sentra Terpadu, Rs.Bethesda.

Sejumlah warga tetangga korban dan kerabatnya pun silih berganti berdatangan memberikan support pada Untoro dan Tri Lestari, 45, kedua orangtua korban. Untoro tak menyangka anak semata wayangnya itu bakal pergi untuk selama-lamanya.

Menurut Untoro, anaknya sempat sadar sekitar pukul 10.00 WIB atau empat jam sebelum meninggal. Saat itu ia merangkul Firza karena ingin duduk. “Tapi untuk komunikasi hanya bahasa isyarat. Belum bisa bicara sejak masuk rumah sakit,” Ungkap Untoro.

Firza sempat menjalani operasi pada Minggu pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Kondisinya sempat membaik, namun kembali drop karena pendarahan di otak. Kini Firza pergi untuk selama-lamanya, Untoro pun pasrah.

Selama ini diakui Untoro, anaknya tidak pernah bermasalah dalam pergaulan. “Anak saya baik-baik saja, tidak pernah punya musuh,” akunya.

Sebelum peristiwa yang mengerikan terjadi Untoro sempat mengubungi anaknya pukul 22.00 WIB untuk pulang. Firza pun menuruti kata-kata Untoro. Namun sejam kemudian Untoro kaget mendapat telepon bahwa anaknya sudah di rumah sakit. Ia sempat tak kuasa saat melihat luka di kepala anaknya yang menganga di rumah sakit.

Firza Ardiyansyah Ramadhan tinggal di Demangan, Catur Tunggal, Depok, Sleman. Ia lulusan SMA Tiga Maret (Gama) Jogja pada 2013 lalu. Firza belum mau kuliah karena keinginannya menjadi polisi sangat kuat. “Setahu saya tidak ngotot ingin jadi polisi, makanya enggak mau kuliah di Jogja,” kata Untoro.

Sementara itu, polisi sudah menangkap tersangka yang menganiaya Firza. Untoro mengaku tidak ada dendam, namun dia berharap polisi menghukum tersangka seberat-beratnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya