SOLOPOS.COM - Petugas menggiring dan menunjukkan para pelaku (bersebo) bersama barang bukti senjata tajam dan tiga sepeda motor dalam sebuah jumpa pers ungkap kasus pembacokan di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (14/03/2017). Sebanyak tujuh pelaku yang sebagian besar mereka masih dibawah umur ditangkap Selasa pagi. Aksi kenakalan dan kekerasan remaja ini menewaskan Ilham Bayu Fajar, seorang pelajar SMP di Jalan Kenari pada Minggu (12/03/2017). Kapolda DIY Brigjend Pol Ahmad Dofiri berpesan kepada orang tua agar tidak memberikan fasilitas kendaraan bermotor kepada anak dibawah umur dan menjaga anak untuk tidak keluar malam. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Kekerasan Jogja, keluarga korban membantah tudingan pelaku.

Harianjogja.com, BANTUL — Tedy Efriansyah, orang tua almarhum Ilham Bayu Fajar Apriandi mengatakan anaknya tidak mungkin mengumpat seperti yang disebutkan dalam pengakuan para tersangka.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Baca Juga : KEKERASAN JOGJA : Orang tua Ilham Sebut Anaknya Tak Mungkin Mengumpat

Tedy Efriansyah, orang tua almarhum Ilham Bayu Fajar Apriandi menduga, pembunuhan yang dilakukan geng klitih kepada anaknya, telah direncanakan sebelumnya. Pasalnya, tiga pekan sebelumnya, tas sekolah alamarhum sempat dirampas oleh seseorang yang juga diketahui mengendarai motor KLX berwarna hitam, di sekitar Balaikota Jogja. Dan pelaku yang menyabet clurit ke dada putranya, juga mengendarai motor yang sama.

Bukan hanya itu, Tedy yang memiliki foto para pelaku ini, juga melihat ada salah satu anak yang wajahnya mirip dengan seorang anak yang pernah datang ke kediamannya. Anak tersebut datang ke rumah yang berada di Dusun Pelemwulung tanpa diketahui tujuannya.

“Saya menduga anak ini yang pernah ke sini. Istri saya yang kemudian menanyai dia, mulai dari nama, sekolahnya, siapa orang tuanya,” ujar dia, sembari memperlihatkan sebuah foto dari galeri handphonenya, Rabu (15/3/2017)

Kini dirinya berharap pihak kepolisian dapat melakukan penyidikan secara mendalam kasus tersebut. Selain itu jangan sampai umur tersangka menjadi alasan polisi tidak memberikan hukum seberat-beratnya kepada pelaku. Agar tidak ada lagi kasus klitih yang meresahkan masyarakat.

“Kepada para orang tua yang lain, saya minta tolong agar menjadikan perhatian kepada anak-anak sebagai sebuah prioritas,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya