Jogja
Senin, 13 Maret 2017 - 12:55 WIB

KEKERASAN JOGJA : Pelaku Sempat Teriakan Nama Geng Sekolah, Siapa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Kekerasan Pelajar JIBI/Harian Jogja/Antara

Kekerasan Jogja berupa klithih tak ada habisnya

Harianjogja.com, JOGJA — Belum genap 100 hari almarhum Adnan Wirawan, siswa kelas X SMA Muhi Jogja yang tewas pada 13 Desember 2016 silam akibat keganasan klithih, kebiasaan gerombolan geng pelajar yang mencari mangsa ini kembali memakan satu korban jiwa dan luka. Ilham Bayu Fajar, 16, pelajar kelas IX SMP PIRI 1 Kota Jogja tewas di lokasi kejadian saat dibacok gerombolan klithih tepatnya di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Jogja, Minggu (13/2/2017) dinihari.

Advertisement

Baca Juga : KEKERASAN JOGJA : Belum Genap 100 Hari Adnan Meninggal, Klithih Kembali Makan Korban

Kapolsek Umbulharjo Polresta Jogja Kompol Yugi Bayu Hindarto menyatakan, pihaknya sudah melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP). Pihaknya tengah berupaya mengumpulkan bahan dan keterangan dengan mencari saksi yang melihat langsung kejadian. Senada dengan yang disampaikan orangtua korban, berdasarkan keterangan di lapangan, korban terkena sabetan senjata tajam oleh beberapa pelaku yang kini masih diburu.

“Kami mengumpulkan bahan keterangan dan barang bukti. Pelaku masih kami kejar,” terang mantan Kasat Lantas Polres Sleman ini, Minggu (12/3/2017)

Advertisement

Adapun peristiwa klithih di Jalan Tentara Rakyat Mataram berawal saat keempat korban nongkrong sekitar pukul 00.30 WIB. Para pelaku diperkirakan sekitar 50 orang menggunakan motor langsung menyerang korban yang sedang duduk. Para pelaku sempat meneriakkan nama salahsatu geng sekolah di Kota Jogja.

Kapolsek Jetis Kompol Hariyanto menegaskan, pihaknya masih menyelidiki kasus penganiayaan tersebut. Belum dapat disimpulkan apakah ada keterkaitan antara peristiwa di Jetis dengan di Umbulharjo. Pihaknya saat ini tengah mencari dan memeriksa sejumlah CCTV di sekitar lokasi kejadian “Saat ini kami masih lidik,” kata dia.

Hari meminta kepada para orangtua yang memiliki anak seusia remaja untuk meningkatkan pengawasan. Orangtua harus memastikan bahwa anaknya sudah berada di rumah terutama saat jam istirahat pada malam hari. Jika membiarkan anak keluyuran malam hari dikhawatirkan terlibat dalam aksi kekerasan jalanan.

Advertisement

Terpisah, Kapolsek Wirobrajan Kompol Widya Mustika menambahkan, dalam razia, Minggu (12/3/2017) mengamankan dua anak yang membawa senjata tajam. “Karena membawa sajam, langsung kami amankan, saat ini dalam pemeriksaan kami,” kata dia.

Kapolresta Jogja Kombes Pol Tommy Wibisono menegaskan, pihaknya tidak akan pandang bulu dalam menegakkan peraturan. Para pelaku kriminal meski di usia di bawah umur tetap akan diberikan tindakan tegas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif