Jogja
Rabu, 15 Maret 2017 - 14:42 WIB

KEKERASAN JOGJA : Satu Pelaku Klithih Menyerahkan Diri Didampingi Orang Tua

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas menggiring dan menunjukkan para pelaku (bersebo) bersama barang bukti senjata tajam dan tiga sepeda motor dalam sebuah jumpa pers ungkap kasus pembacokan di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (14/03/2017). Sebanyak tujuh pelaku yang sebagian besar mereka masih dibawah umur ditangkap Selasa pagi. Aksi kenakalan dan kekerasan remaja ini menewaskan Ilham Bayu Fajar, seorang pelajar SMP di Jalan Kenari pada Minggu (12/03/2017). Kapolda DIY Brigjend Pol Ahmad Dofiri berpesan kepada orang tua agar tidak memberikan fasilitas kendaraan bermotor kepada anak dibawah umur dan menjaga anak untuk tidak keluar malam. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Kekerasan Jogja terjadi berupa aksi klithih oleh pelajar

Harianjogja.com, JOGJA– Salahsatu pelaku dalam rombongan klithih berinisial AF, 15 pelajar salahsatu SMP swasta di Kota Jogja akhirnya menyerahkan diri, Selasa (14/3/2017) malam. Selain didampingi orangtua, AF juga didampingi kuasa hukumnya.

Advertisement

AF diperiksa penyidik di Lantai Dua Satreskrim Polresta Jogja hingga, Rabu (15/3/2017) siang. Dengan demikian, sudah delapan pelaku ditangkap yang terlibat penyerangan berakibat hilangnya nyawa Ilham Bayu Fajar.

Kardi yang juga Kuasa Hukum AF menceritakan, orangtua AF tidak mengetahui jika anaknya terlibat. Akantetapi, pada Selasa (14/3/2017) AF secara jujur menceritakaan kepada orangtuanya akan keikutsertaannya dalam rombongan para pelaku.

Bersama dengan salahsatu tokoh masyarakat, ia dimintai saran pihak AF hingga kemudian bersepakat menyerahkan diri ke Polresta Jogja. “Tadi malam satu mobil dengan saya, pakai mobil tokoh masyarakat itu lalu kami ke Polresta dengan orangtuanya juga,” ungkapnya di Mapolresta, Rabu (15/3/2017).

Advertisement

Kardi menambahkan, ia sudah menasehati AF dan meminta untuk jujur saat dimintai keterangan penyidik. Prinsipnya, kata dia, ia tetap seimbang dalam menangani kasus tersebut, dengan mempertimbangkan korban dan juga para pelaku yang sebagian besar anak-anak. “Kami akan proporsional dalam mendampingi, tidak akan melakukan intervensi apapun,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif