SOLOPOS.COM - (JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan)

Kekerasan Jogja menjadi tanggung jawab bersama.

Harianjogja.com, JOGJA — Sejumlah anggota Parampara Praja menyoroti banyaknya kasus kekerasan jalanan atau dikenal dengan klithih di wilayah DIY akhir-akhir ini. Fakta itu dinilai mengusik ketentraman warga yang tinggal di daerah yang sudah ditetapkan status keistimewaannya.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Anggota Parampara Praja Amin Abdullah menegaskan semua pihak perlu mengambil langkah cepat dalam merespon status keistimewaan DIY. Karena daerah istimewa, kata dia, upaya meningkatkan kesejahteran harus dilakukan, jangan sampai ada masyarakat yang tertinggal setelah ada keistimewaan.

“Kalau punya jalan tol, kalau tidak dimanfaatkan what for? Memang itu tidak mudah, tetapi harus dilaksanakan,” ucap mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Jogja ini dalam Raker bersama Komisi A DPRD DIY, Selasa (4/9/2016).

(Baca Juga : KEISTIMEWAAN DIY : Ini Peran Asisten Keistimewaan)

Menurut Amin, salahsatu bagian dari masyarakat sejahtera adalah adanya ketentraman. Akantetapi, di Jogja saat ini ketentraman sudah terusik. Padahal dengan adanya keistimewaan DIY, hal tersebut sebenarnya tidak bisa ditawar lagi.

“Ketentraman terusik tidak hanya batin, keamanan di malam hari kita sudah terusik, intansi terkait ini perlu tajam betul dalam merespon. Kalau ketentraman secara luas, mandat keistimewaan DIY secara prioritas tidak bisa ditawar lagi,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya