SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kekerasan Jogja, keluarga korban menceritakan keseharian Ilham

Harianjogja.com, JOGJA — Lima hari sudah Ilham Bayu Fajar Apriandi pergi. Hampir sepekan lalu, pelajar Kota Jogja ini tewas karena sabetan celurit di kawasan Balai Kota Jogja. Suasana duka masih terasa, di kediamannya. Ilham yang genap berusia 17 tahun pada 19 April mendatang itu, seakan menyampaikan sejumlah pesan sebelum Tuhan memanggilnya untuk pulang.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Baca Juga : KEKERASAN JOGJA : Ilham Berharap Mendapat Kado SIM

Saat menerima kedatangan kami, Tedy Efriansyah, ayah Ilham, seakan sudah terbiasa bertemu dengan awak media. Tutur kata ramah, wajah yang bersahabat menyambut kami yang datang di hari yang masih pagi, pada Rabu (15/3/2017). Setelah mengetahui nama media tempat kami bekerja, Tedy mempersilakan kami duduk di beranda rumahnya. Kursi kayu dengan alas busa, dan segelas air teh hangat yang disuguhkan, seakan menjadi pertanda bahwa obrolan kami akan berlangsung cukup panjang.

Di tengah obrolan itu, berkali-kali Tedy mengungkapkan, bahwa kendati ia tak mendapat firasat apapun sebelum malam nahas itu tiba, sesungguhnya putranya telah mengirimkan banyak pesan baginya.

Salah satunya, sepekan sebelum kejadian, lelaki kelahiran Pagar Alam ini mencuci sepatu anaknya yang kotor. Padahal, tak pernah sekalipun sebelumnya, ia mencuci sepatu anak-anaknya. Tepat di halaman rumah, ia mencuci bersih sepatu Ilham dan menjemurnya. Setelah sepatu kering, ia langsung menaruh sepatu itu di dalam kamar putra yang dikenalnya tak pernah membantah itu.

“Waktu saya memintanya memasang tali sepatunya, dia menyebut tidak dapat memasang tali sepatu sendiri, saya pikir aneh, tidak mungkin anak sebesar dia, tidak dapat memasang tali sepatu sendiri. Ternyata ia memang sedang minta diperhatikan,” ungkap Tedy, sembari mempersilakan kami menyuguh segelas teh yang berada di atas meja.

Beberapa kali adik laki-laki Ilham ikut duduk di dekat kami, sambil memainkan cairan sabun berwarna merah yang dipegangnya, atau sekadar memperhatikan obrolan orang dewasa yang ada di hadapannya. Kemudian berlalu, bermain air di salah satu sudut beranda, dan kemudian berjalan menuju ke dalam rumah. Tedy kemudian melanjutkan kisahnya, beberapa waktu sebelum malapetaka itu datang, ia melihat Ilham kerap menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran di kamar. Atau menggendong adik bungsunya, seorang bayi perempuan berusia enam bulan.

“Dia anaknya ngemong,” sebut dia.

Lalu tiba-tiba lelaki berkacamata ini membuka ponselnya dan menunjukkan laman akun Facebook milik mendiang. Sebelum membuka laman akun yang bernama Ilham Bayu itu, Tedy menunjukkan sejumlah foto mendiang yang menurutnya begitu berkesan dipandangnya. Salah satunya foto Ilham sedang setengah duduk di sebuah tempat yang terlihat seperti hutan pinus. Foto yang satunya, adalah foto selfie Ilham bertelanjang dada yang dikirimkan oleh Ilham sendiri untuknya, lewat ponsel. Tak lama, halaman media sosial yang identik dengan warna biru itu tampil di layar ponsel Tedy.

Di dalam sejarah akun, pada 3 Maret 2017 hingga 10 Maret 2017, si empunya akun kerap membagikan aktivitasnya bersama teman-temannya. Di salah satu foto, terlihat mendiang sedang memainkan beragam tunnel dan piringan cakram layaknya seorang disc jockey profesional. Dalam foto itu, nampak mendiang mengenakan hoodie berwana hitam.

Sembari mengenakan kacamata, Tedy kemudian membacakan salah satu status milik Ilham pada 2 Maret 2017, yang menunjukkan rasa cinta pemilik akun kepada keluarganya. Status yang diunggah itu dilengkapi sebuah foto Tedy, adik laki-laki Ilham dan istrinya yang sedang menggendong si bungsu. Berikut kalimat yang tertulis pada status

“Sebelum koe bahagia keh aku, koe iso gawe wong tuoku bahagia karo adek adeku, ben iso jalani hubungan adewe baik”

Masalahe kebahagianku ,kebahagiane wong tuoku juga, nek raiso bahagiakeh yowes rasa ro aku [emoji] simple” [sebelum kamu membahagiakan aku, kamu bisa membuat orang tuaku dan adik-adikku, agar bisa menjalani hubungan baik. Masalahnya kebahagiaanku, adalah kebahagiaan ortuku juga, kalau tidak bisa membahagiakan ya sudah tidak usah denganku [emoji]. simpel]

Status berikut yang cukup membuat Tedy mengernyitkan kening adalah status akun tersebut pada 1 Januari 2017, yang bertuliskan kalimat “tambah tahun tambah tua umur nya tambah deket sama ajal [emoji]”. Status yang diunggah mendiang ini sempat mendapat komentar dari teman akun yang bernama Fahri Miqbal. Dan dibalas lagi oleh mendiang pada pukul 21:54 WIB “died at the hand of god” [kematian ada di tangan Tuhan].

Kini tak ada lagi daya upaya untuk mengembalikan Ilham di sisinya, namun Tedy ingin pelaku klitih yang telah menyebabkan kepergian anaknya itu, dihukum seberat-beratnya. Menurut dia, jangan sampai umur pelaku menjadi alasan untuk penegak hukum tak memberikan efek jera. Ia berniat mengawal kasus ini sampai tuntas dan menemukan akar masalah. Bahkan, ia mengerahkan kemampuanya untuk menghubungi kolega dan handai taulan yang berada di lingkungan aparat hukum, untuk mendukung penanganan kasus yang melibatkan tujuh orang pelaku tersebut.

Semua keterangan akan ia berikan dengan terang dan jelas kepada penegak hukum. Ia mempertanyakan masih ada keterangan yang mungkin belum disampaikan saksi kepada pihak kepolisian. Bahwa setelah menusuk Ilham, pelaku meletakkan botol minuman di motor yang digunakan kedua putranya, saat malam kejadian. Ia menduga tindakan itu untuk membuat putranya terjerumus dalam masalah yang lain.

“Sampai Nanda [kakak mendiang] ditanya personel Polsek Umbulharjo, apakah Nanda itu mabuk? Nanda menjawab tidak,” ungkap Tedy, sambil meniru Nanda mengeluarkan nafas dengan mulut terbuka di hadapan personel.

Sempat mangkel dengan perginya dua orang anaknya pada malam yang begitu larut, ia melihat semua yang terjadi adalah takdir yang memang harus dijalani. Mendampingi istri yang masih kerap menangis dan terjatuh lemas, paska kepergian Ilham, juga menjadi pemandangannya sehari-hari. Satu pesan darinya, bagi orang tua di luaran sana.

“Tolong untuk memberikan perhatian kepada anak-anak, jadikan itu sebagai prioritas,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya