Jogja
Rabu, 9 November 2016 - 21:55 WIB

KEKERASAN SLEMAN : Perut Siswa Kelas 2 SD Diinjak & Alat Kelamin Ditendang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Orangtua Korban Saat Mengdi ke JPW (JIBI/Harian Jogja/IST-JPW)

Kekerasan Sleman dialami siswa sekolah dasar

Harianjogja.com, SLEMAN — Peristiwa memilukan dialami JAT, siswa kelas II sebuah sekolah dasar di wilayah Mlati. Pembuluh darah kelamin siswa tersebut pecah karena dianiaya teman sekolahnya.

Advertisement

Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada Kamis (20/10/2016) lalu. Saat itu JAT selesai melaksanakan salat dhuha. Ketika hendak memasang kaos kaki, perut dan bagian vital korban diinjak oleh seorang kakak kelas IV di sekolah yang sama. Peristiwa nahas tersebut baru diketahui pada Kamis siang. Saat itu, orangtua JAT mendengar jerit tangis korban saat kencing.

“Saat saya buka celana dalam, saya melihat ada darah pada alat vital anak saya,” kata Ulu Alan Surengga, orangtua JAT saat mengadu ke kantor Jogja Police Watch (JPW), Rabu (9/11/2016).

Siswa berusia delapan tahun itu pun menceritakan nasib yang dialaminya saat itu kepada Rengga, sapaan akrab Surengga. Keesokan harinya, Jumat (21/10/2016) Rengga melaporkan peristiwa tersebut ke pihak sekolah untuk menceritakan peristiwa itu. Pada Minggu (23/10/2016) pihak sekolah kemudian mendatangi rumah JAT. Selain Kepala Sekolah, lima orang guru turut menemani. Mereka datang sekadar menjenguk korban.

Advertisement

Sayangnya, lanjut Rengga, dalam pertemuan itu sama sekali tidak disinggung tindak lanjut penanganan kasus tersebut. Warga Sumberadi, Mlati itu sejatinya berharap, pihak sekolah mampu melakukan mediasi, antara Rengga dengan orangtua pelaku yang diduga menginjak perut korban.

“Sebenarnya cuma itu harapan saya, ada tanggung jawab dari orangtua pelaku,” harapnya.

Belum tuntas peristiwa pertama, pada  Senin (31/10/2016) sekitar pukul 12.30 WIB,  di depan pintu sekolah, JAT kembali menangis kesakitan. Saat itu, alat kelaminnya ditendangi oleh teman sekelasnya. Saat itu juga, Rengga langsung membawa JAT ke Rumah Sakit Panti Rapih. JAT pun harus segera dioperasi. Rengga pun menghubungi pihak sekolah dan meminta pertanggungjawaban pihak sekolah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif