Jogja
Kamis, 10 Desember 2015 - 07:20 WIB

KEKERASAN SLEMAN : Petugas KPPS Mlati Ditembak, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kasihumas Polsek Laweyan Ipda Hartanti menunjukkan senapan angin yang digunakan pelaku menembak kenalannya. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Kekerasan Sleman dialami petugas KPPS

/Seorang petugas Ketua Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 09 Sendangadi, Mlati, Sleman bernama Pujianto, 50, ditembak saat melintas di Dusun Ngemplak Nganti desa setempat, Rabu (9/12/2015). Beruntung korban berhasil menghindar sehingga peluru senapan angin gagal mengenai tubuhnya. Pelaku yang tak lain adalah tetangga korban bernama Subardi, 47 berhasil ditangkap petugas Reskrim Polsek Mlati.

Advertisement

Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnaen menjelaskan korban secara resmi telah melapor ke Polsek Mlati. Penembakan dilakukan terlapor Subardi menggunakan senapan angin yang biasa dipakai untuk mencari burung sekitar pukul 10.00 WIB. Berawal saat korban seusai memberikan suaranya di TPS lain kemudian akan kembali ke TPS 9 karena ia menjadi petugas KPPS. Namun setibanya di depan rumah terlapor, korban ditembak menggunakan senapan angin. Untungnya korban berhasil menghindar dengan mempercepat laju motornya sehingga peluru tidak mengenai tubuh.

“Kebetulan saja korban itu petugas KPPS dia mau kembali berjaga di TPS 9. Pakai senapan angin tapi tidak kena,” ungkap Faried, Rabu (9/12).

Baik korban maupun terlapor sama-sama tinggal di Dusun Ngemplak Nganti. Jika korban tinggal di RT04/RW08 namun terlapor tercatat sebagai warga RT05/RW11. Terlapor lalu diamankan petugas Polsek Mlati, beberapa saat setelah kejadian dengan barang bukti senapan angin dan senjata tajam. Hingga Rabu (9/12/2015) malam masih diperiksa penyidik.

Advertisement

Akantetapi Faried menegaskan, peristiwa itu belum ada keterkaitan dengan tugas korban sebagai KPPS, dugaannya ada penyebab urusan pribadi antara korban dan terlapor. Selain itu, pihaknya merencanakan terlapor akan dicek kejiwaannya di RS Grhsia Pakem.

“Sementara tidak ada kaitan dengan Pilkada, kita akan cek kejiwaan juga, karena ada informasi dia [terlapor] terkena gangguan jiwa,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif