SOLOPOS.COM - Kawasan pesisir Bantul yang rusak akibat abrasi seperti terlihat di Pantai Samas, Bantul. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kekeringan Bantul melanda kawasan Pantai Samas

 

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Harianjogja.com, BANTUL– Warga Pantai Samas, Desa Srigading, Sanden, Bantul dilanda krisis air bersih sejak dua pekan terakhir. Air sumur warga tercemar air laut.

Joko Susilo, salah seorang warga Samas ditemui Senin (11/7/2016) mengungkapkan, air sumur warga tercemar air laut akibat abrasi dan gelombang tinggi yang melanda wilayah pesisir beberapa waktu lalu.

Pencemaran air sumur sejatinya sudah terjadi sejak dua pekan lalu, namun dampak paling terasa oleh warga baru seminggu terakhir.

“Sebelumnya kan ada hujan jadi enggak begitu terasa meski tercemar. Baru seminggu terakhir ini sangat terasa setelah enggak ada hujan. Jangankan manusia, hewan saja enggak mau minum. Biasanya anjing saya kalau habis makan minumnya banyak, sekarang enggak mau,” ungkap Joko sembari menunjukkan anjingnya yang tidak mau minum air sumur tercemar, Senin.

Air sumur yang menjadi asin itu juga menimbulkan penyakit kulit. Joko Susilo menunjukkan ruam merah di kedua lengannya setelah mandi menggunakan air payau tersebut.

Pencemaran air sumur juga diungkapkan Ketua RT 64 Dusun Samas, Sadino. Menurut Sadino ada sekitar 16 sumur warga yang tersebar di RT 64 dan RT 63 Dusun Samas yang tercemar air laut akibat gelombang tinggi beberapa waktu lalu. Belasan sumur itu dimanfaatkan lebih dari 40 jiwa warga Samas.

Belasan sumur itu rata-rata berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Akibat pencemaran air bersih tersebut, warga terpaksa membeli air isi ulang untuk keperluan minum dan memasak.

“Sehari habis satu galon untuk minum dan memasak. Kalau pakai air sumur enggak bisa. Warnanya jadi kehijauan dan rasanya asin,” kata Sadino.

Sedangkan untuk mandi, warga terpaksa mencari air di sumur tetangga yang luput dari pencemaran air laut. Jaraknya sekitar 200 meter dari kediaman keluarga Sadino saat ini.

Menurut Sadino, masuknya air laut ke sumur warga bukan kali ini saja terjadi. Setiap gelombang tinggi dan abrasi yang kerap terjadi pada Mei hingga Juni, sumur warga selalu tercemar. Hanya saja kata dia, baru kali ini pencemaran tersebut bertahan lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya