SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Harianjogja.com, BANTUL—Para petani di 11 desa di Bantul krisis air akibat kemarau panjang sehingga ratusan orang di antara mereka bergotong royong membangun beronjong untuk mengalirkan air Sungai Progo ke lahan pertanian.

Pembangunan beronjong di tengah Sungai Progo yang berada di dekat Intek Kamijoro, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan dilakukan warga setelah Pemerintah DIY memberikan bantuan besi beronjong dan batu untuk membendung air Progo.  Bantuan itu diberikan setelah warga berkali-kali mendesak pemerintah menghidupkan kembali Intek Kamijoro yang tidak berfungsi sejak erupsi Gunung Merapi 2010. Intek Kamijoro merupakan saluran sepanjang 1.800 meter yang berada di dalam tanah. Intek itu menjadi saluran air dari Progo menuju irigasi pertanian.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

“Kalau airnya dibendung, maka air akan meninggi dan bisa masuk ke Intek Kamijoro, masuk ke saluran irigasi dan mengairi lahan warga,” kata Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Budi Subowo, saat ditemui di Intek Kamijoro di Desa Triwidadi, Pajangan, Rabu (8/10/2014).

Desa Murtigading yang merupakan wilayah kerja Budi Subowo termasuk satu dari 11 desa yang bergantung pada pengairan dari Intek Kamijoro. Beberapa bulan terakhir, 11 desa yang berada di Kecamatan Pandak, Sanden, Srandakan dan Kretek mengalami krisis air untuk lahan pertanian.

Sebelum 2010, sebanyak 1.800 hektare lahan pertanian di 11 desa tersebut selalu mengandalkan pengairan dari Intek Kamijoro untuk menghidupi tanaman palawija. Namun, sejak Kamijoro mangkrak pada 2010 sampai sekarang, tidak ada suplai air. Warga hanya mengandalkan air tadah hujan dan pompa dari sumur-sumur yang dibangun di lahan warga.

Namun, belakangan, air dari sumur juga tidak bisa diharapkan sepenuhnya mengairi lahan warga. Selain debit air berkurang karena kemarau panjang, mengairi lahan dengan pompa memakan biaya tinggi.

“Untuk mengari 100 ru lahan saja butuh lima liter bensin, petani enggak mampu,” ungkap Budi.

Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3) Kecamatan Pandak Sutardi mengungkapkan krisis air lahan pertanian di 11 desa itu bisa diatasi bila pemerintah mau membangun bendungan permanen di dekat Intek Kamijoro. Bendungan permanen dapat menghidupkan saluran irigasi dan mengairi lahan warga mulai dari Pandak sampai Kretek. Sutardi menambahkan macetnya air yang melintasi Intek Kamijoro dan saluran irigasi di antaranya disebabkan aktivitas penambangan pasir yang memperdalam dasar sungai.

“Kalau sungai semakin dalam airnya merendah enggak bisa tinggi dan masuk ke sudetan Kamijoro. Mengendalikan aktivitas tambang warga tidak mudah. Mau tidak mau harus dibangun bendungan permanen,” paparnya.

11 Desa mengandalkan Sungai Progo
Kecamatan Srandakan
Desa Trimurti
Desa Poncosari

Kecamatan Pandak
Desa Caturharjo

Kecamatan Sanden
Desa Gadingsari
Desa Murtigading
Desa Gadingharjo
Desa Srigading

Kecamatan Kretek
Desa Tirtomulyo
Desa Donotirto
Desa Tirtosari
Desa Tirtohargo

Sumber: Wawancara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya