Jogja
Kamis, 11 September 2014 - 16:18 WIB

KEKERINGAN BANTUL : Awak Tangki Mulai Kewalahan Layani Permintaan Warga

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Girisubo antre mendapatkan air bersih bantuan Pejuang Ijab Qobul DIY, Sabtu (5/10/2013). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Istiqomah)

Harianjogja.com, BANTUL—Kekeringan sudah terjadi di sejumlah wilayah pinggiran Bantul. Kondisi itu membuat permintaan air bersih ke penyedia jasa air bersih meningkat dan para sopir tangki mulai kewalahan melayani.

Di wilayah Kecamatan Piyungan, setiap hari, satu unit truk tangki rata-rata harus melayani lebih dari delapan kali pengiriman air bersih ke warga di beberapa dusun di Piyungan. Krisis air bersih ini dampak dari musim kemarau yang sudah berlangsung sekitar empat bulan.

Advertisement

“September ini permintaan air sudah melonjak dibanding permintaan pada dua bulan lalu,” kata Seno, 27, sopir truk tangki air saat ditemui Harian Jogja di pengisian air Wanujoyo, Piyungan, Selasa (9/9/2014).

Meningkatnya permintaan air bersih terlihat dari meningkatnya operasionalisasi truk tangki swasta yang ada di Piyungan. Setiap hari truk air ini harus melayani permintaan masyarakat rata-rata 10 kali pengiriman.

“Waktunya tidak memungkinkan untuk melayani lebih dari 10 kali pengiriman karena jarak tempuh jauh,” ujar sopir salah satu truk bertuliskan Bolodewo ini.

Advertisement

Menurut Seno, jarak jangkauan pengiriman air bersih warga di wilayah kekekringan ini cukup jauh, dengan medan jalan perbukitan yang cukup sulit sehingga membutuhkan waktu tempuh lebih lama.

Beberapa sasaran pengiriman permintaan air di Piyungan seperti Mojosari yang berada di perbatasan Piyungan dengan Sleman, maupun Plesedan dan Dlingo yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul. Permintaan air bersih juga datang dari warga korban kekeringan yang berada di Patuk, Gunungkidul.

Wahyono, sopir truk tangki lainnya, menambahkan kekeringan akibat kemarau saat ini diprediksi sudah parah. Hal itu dibuktikan dari penjualan air yang sudah meningkat setiap harinya.

Advertisement

Sopir yang biasa melayani warga di Piyungan bagian selatan menambahkan untuk tarif penjualan air berkapasitas 5.000 liter tidak sama untuk banyak wilayah.

Harga sangat ditentukan jauh dekat dan sulit tidaknya jalan yang ditempuh. Hanya, para awak truk ini mematok harga paling mahal untuk pengiriman daerah paling sulit seharga Rp150.000.

“Kalau jaraknya mudah ya paling dijual Rp80.000 dan jarak lumayan jauh namun mudah dilalui ya Rp100.000 sampai dengan Rp130.000. Memperhitungkan biaya bahan bakar, pembelian air dan keuntungan agar tetap semua bisa jalan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif