SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kekeringan Bantul dapat diatasi dengan sejumlah program

Harianjogja.com, BANTUL — Dampak kekeringan menyempit. Meski jumlah kecamatan dan desa yang terdeteksi rawan kekeringan tak berubah, tetapi berdasarkan pendataan terbaru cakupan area rawan kekeringan berkurang. Jika tahun lalu ada 8.250 jiwa, 2017 ini menjadi hanya 7.135 jiwa yang tercatat rawan terdampak kekeringan.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Pelaksana Harian Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan kecamatan yang rawan masih sama seperti tahun lalu yaitu Kecamatan Dlingo, Piyungan, Imogiri, Pleret, Pandak, Pajangan, Pundong dan Kasihan. Bahkan menurutnya, hampir semua desa di Dlingo rawan bencana kekeringan. Berkurangnya cakupan area yang rawan kekeringan, menurut Dwi disebabkan oleh dua hal. Pertama, banyak warga memanfaatkan aliran PDAM yang telah berhasil masuk ke dusun-dusun.

“Tapi belum semua tercover oleh PDAM karena karena topografi Bantul yang berbukit-bukit dan jaraknya yang cukup jauh,” ujarnya kepada Harianjogja.com, Selasa (18/7/2017).

Kedua, adanya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dinilai Dwi juga berkontribusi dalam pengurangan dampak kekeringan. Meskipun jumlahnya tidak signifikan, menurutnya hal tersebut wajar karena program ini dilaksanakan secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya