SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, BANTUL—Ekspansi sumur bor untuk mengairi lahan pertanian di persisir selatan Bantul kian masif akibat kemarau panjang dan mengakibatkan air sumur warga mulai mengering.

Masifnya penggunaan sumur bor untuk mengairi lahan pertanian diungkapkan Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Budi Subowo.Sejak dua bulan terakhir, semakin banyak warga membangun sumur bor baru di setiap petak lahan pertanian lantaran tidak ada air untuk mengairi lahan pertanian warga.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

“Biasanya desa-desa di pesisir ini juga mengandalkan aliran air dari Sungai Bedog tapi karena kemarau air sungai kering, terpaksa
membuat sumur bor. Kalau tidak begitu tidak ada air,” ungkapnya, Minggu (12/10/2014).

Penggunaan pompa air yang kian pesat itu menyebabkan air tanah di pesisir semakin berkurang dan berdampak pada kebutuhan warga sehari-hari. Permukaan air sumur warga sudah turun sampai dua meter.

“Jelas saja kalau makin banyak disedot untuk lahan air sumur untuk rumah tangga asat, sekarang saja sudah turun dua meter, sudah mulai krisis air,” ujar Budi.

Selain menyebabkan debit air sumur warga berkurang, penggunaan pompa air juga merugikan petani karena membutuhkan biaya mahal. Untuk menyedot air guna mengairi 100 ru lahan (1 ru sama dengan 14  meter persegi) butuh sebanyak lima liter bensin.

Sementara bila menggunakan air irigasi warga tidak perlu mengeluarkan biaya. Krisis air di lahan pertanian warga juga diungkapkan Junarto, petani Dusun Tegalrejo, Desa Srigading. Kemarau panjang membuat 30 hektare lahan cabai dan bawang merah rusak dan tidak bisa berproduksi maksimal.

Kondisi lahan pertanian itu semakin parah karena terpapar garam yang dibawa angin laut. Setelah pohon-pohon yang melindungi lahan pesisir dari air garam dibabat oleh tambak udang. Dahulu, kata Junarto, sebelum ada ekspansi tambak udang, kekeringan di pesisir tidak separah seperti sekarang.

“Sekarang ini kondisinya makin parah karena pohon sebagai wind barrier [penghalang angin] sudah ditebangi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya