SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (freepik)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Musim kemarau di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diprediksi terjadi hingga September 2023. Sedangkan dampak kekeringan pada musim kemarau ini diperkirakan akan semakin meluas.

Meski demikian, ternyata anggaran untuk dropping air bersih selama musim kemarau tahun ini dipangkas cukup besar.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Purwono, mengatakan anggaran dropping air bersih di tahun ini banyak mengalami pemangkasan. Total alokasi anggaran yang disediakan hanya Rp230 juta. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan anggaran pada 2022 senilai Rp700 juta.

Meski nominalnya lebih kecil, Purwono akan melaksanakan penyaluran dengan efektif. Mengingat dropping hanya bersifat sementara untuk mengatasi krisis air bersih di masyarakat, pemkab sudah menyiapkan kegiatan optimalisasi sumber air sehingga jangkauan layanan air melalui PDAM bisa terus ditambah.

“Untuk dropping BPBD juga tidak sendiri karena ada 11 kapanewon yang memiliki dana dropping sendiri. Selain itu, ada bantuan dari pihak swasta,” katanya, Rabu (2/8/2023).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, menyampaikan hingga saat ini kekeringan di Gunungkidul masih berstatus normal. Namun, sesuai dengan prakiraan dari BMKG, puncak musim kemarau terjadi mulai Agustus hingga September 2023.

Diprediksi jumlah wilayah terdampak kekeringan atau warga yang kesulitan air bersih semakin meluas. Guna mengantisipasi hal ini, BPBD mulai menyiapkan skema antisipasi, salah satunya dengan meningkatkan status darurat kekeringan.

“Penetapan status darurat masih dalam proses,” kata Sumadi.

Untuk mengantisipasi kekeringan di tahun ini, kata dia, pihaknya telah menyiapkan 1.000 tangki air bersih yang siap disalurkan ke warga yang membutuhkan. Namun, dengan prediksi wilayah terdampak kekeringan semakin meluas di puncak kemarau, maka dibutuhkan antisipasi agar kebutuhan dropping air dapat tercukupi.

“Dengan ditetapkannya status darurat, maka bisa mengakses alokasi dana belanja tak terduga. Ini penting, untuk mengantisipasi habisnya anggaran droping di BPBD sehingga penyaluran air bersih ke warga tetap bisa berjalan,” ucapnya.

Meski demikian, Sumadi mengakui hingga sekarang stok untuk droping masih tersedia. Pasalnya, dari 1.000 tangki yang dialokasikan baru tersalurkan sebanyak 50 tangki.

Sebanyak delapan tangki di salurkan ke Kapanewon Gedangsari, Rongkop tangki dan Saptosari mendapat jatah terbanyak dengan 36 tangki. “Penyaluran baru ke tiga kapanewon. Sedangkan untuk yang lainnya belum mengajukan permintaan bantuan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Waspada Puncak Kemarau! Gunungkidul Segera Tetapkan Status Darurat Kekeringan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya