SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kekeringan Gunungkidul diantisipasi dengan melakukan pengiriman air bersih

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mencatat sedikitnya ada 143 dusun yang rawan kekeringan di musim kemarau. Untuk mengantisipasi krisis air, BPBD siap melakukan droping ke daerah-daerah rawan.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logisitik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendataan terhadap daerah rawan kekeringan di Gunungkidul. Hingga saat ini, lanjut dia, baru terkumpul data dari empat kecamatan meliputi Purwosari, Panggang, Tepus dan Tanjungasari.

“Yang lain belum mengumpulkan. Kami harap hingga pertengahan bulan ini seluruh kecamatan mengumpulkan data tentang daerah rawan kekeringan,” kata Sutaryono saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (5/6/2017).

Menurut dia, meski data yang masuk masih bersifat sementara, namun sudah dapat dipastikan ada 17 desa yang rawan kekeringan. Dari jumlah itu, terdapat 143 dusun dengan penduduk lebih dari 53.000 jiwa. “Masih sangat mungkin bertambah, karena masih ada 14 kecamatan yang belum memberikan laporan,” katanya lagi.

Menurut dia, untuk droping tidak hanya dilakukan oleh pemkab. Namun juga melibatkan dari kecamatan dan juga pihak ketiga.

“Harapannya ada koordinasi yang baik sehingga bantuan dapat tepat sasaran dan tidak ada yang tumpang tindih,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya