SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi dropping air bersih. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan di Gunungkidul sudah ditangani dengan penyaluran bantuan air bersih, namun anggaran yang tersisa kini tinggal setengahnya

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Gunungkidul yang digunakan untuk mengatasi kekeringan, kini tinggal separuh dari jumlah total.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Kepala Bidang Sosial Dinsosnakertrans Kabupaten Gunungkidul, Ch.Suyatmiyatun pada Senin (28/9/2015) menerangkan bahwa dari anggaran total Rp590 juta untuk dropping air mengatasi kekeringan, sudah digunakan lebih kurang Rp300 juta. Padahal diperkirakan kekeringan akibat musim kemarau masih berlangsung lama.

Sehingga pihaknya sudah mengantisipasi kemungkinan kekurangan anggaran, dengan mengajukan dana sebesar Rp225 juta dalam APBD Perubahan 2015, yang kini masih dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat.

Ketika disinggung apakah dana sisa sekitar Rp290 juta sementara cukup untuk dropping air selama menunggu APBD P dibahas, Suyatmiyatun optimis bahwa pihaknya bisa mengatasinya.

“Pasti ada solusi yang akan kita temukan, saya yakin dana masih cukup. Terlebih banyak pihak ketiga yang membantu melakukan dropping,” urainya.

Sebagai SKPD yang juga melakukan dropping air kepada warga, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Budhi Harjo menjelaskan meski pihaknya juga sudah memberikan bantuan air bersih secara gratis bagi warga korban kekeringan, namun tindakan ini belum mampu memecahkan masalah kekeringan di Gunungkidul.

“Sebenarnya sejak beberapa pekan lalu hingga kini kami sudah menyalurkan air bersih sebanyak 150 mobil tanki kapasitas 5.000 liter, namun masih banyak yang tidak kebagian. Sehingga menuntut warga untuk mandiri membeli air lewat pedagang air tanki swasta,” ungkapnya.

Bantuan air BPBD menurutnya hanya sebagian kecil, karena SKPD yang mengampu langsung kegiatan droping air pada Dinsosnakertrans.

Pelaksana tugas Kades Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Agus Budiyanto menerangkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga tidak hanya mengandalkan bantuan Pemkab, namun harus ditambah dengan membeli atau mengandalkan bantuan pihak ketiga.

Saat ini, untuk mencukupi kebutuhan air bersih, masyarakat sudah banyak yang menjual ternak kambing atau sapi, hasilnya digunakan untuk membeli air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya