SOLOPOS.COM - Warga Desa Sumberwungu, Tepus sedang mengantre air yang disalurkan oleh Kepolisian DIY dengan menggunakan water canon, Jumat (18/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Kekeringan Gunungkidul mulai dilakukan antisipasi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gunungkidul menyediakan anggaran sekitar Rp800 juta untuk dropping air di tahun ini. Untuk langkah awal dinas akan melakukan pendataan terhadap daerah rawan kekeringan.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gunungkidul Dwi Warna Widi Nugraha mengatakan, anggaran untuk penyaluran bersih tidak beda jauh dengan jumlah anggaran yang disediakan pada tahun lalu.

“Sekitar Rp800 juta,” katanya kepada wartawan, Minggu (29/5/2016).
Rencananya uang tersebut akan digunakan selama musim kemarau. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kemungkinan jumlah itu masih bisa bertambah karena masih bisa diusulkan di APBD Perubahan 2016.

Dia mengakui, saat ini sudah memasuki musim peralihan dari hujan ke kemarau. Oleh karenanya, dinsosnakertrans sudah mulai melakukan persiapan untuk penyaluran air bersih.

Langkah pertama, kata Dwi Warna dengan melakukan identifikasi terhadap wilayah rawan kekeringan yang dimiliki. Cara ini dilakukan dengan meminta data ke seluruh kecamatan hingga desa tentang kondisi di daerah masing-masing.

Menurut dia, potret kekeringan itu dibutuhkan untuk mengetahui sebarapa luas daerah yang mengalami kekeringan. Saat peta itu diperoleh, maka bisa diperkirakan apakah dananya mencukupi atau tidak.

“Ya kalau kurang, kami akan minta di anggaran perubahan. Tapi kami akan bertahan dengan dana yang ada karena hingga sekarang belum ada penyaluran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya