Kekeringan Gunungkidul di Desa Melikan terus meluas
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kekeringan di Desa Melikan, Kecamatan Rongkop terus meluas. Akibatnya sekitar 1.150 Kepala Keluarga dari 13 dusun di Melikan mengalami krisis air bersih.
Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL
Untuk mengatasi kekurangan air bersih, pemerintah desa sudah melakukan berbagai cara mulai dari mengadu ke Pemerintah Kabupaten hingga mengandeng akademisi dari Universitas Islam Indonesia (UII) untuk mencari sumber air. Namun hingga sekarang belum juga membuahkan hasil karena sumber air belum diketemukan.
“Sudah ada enam titik yang diteliti, namun tidak juga menemukan sumber air,” kata Kepala Desa Melikan, Kartina, Senin (31/7/2017).
Dia menjelaskan, untuk mencukupi kebutuhan air bersih banyak warga yang membeli pasokan air bersih dari wilayah Pracimantoro, Jawa Tengah. Untuk harga, air bersih ini dipatok Rp120.000 per tangki.
“Warga juga sering mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah maupun pihak swasta,” ungkapnya.
Kartina menambahkan, untuk pasokan air dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) belum bisa diandalkan hingga sekarang. Pasalnya instalasi yang terpasang belum menjangkau seluruh wilayah. Dari 13 dusun yang ada, instalasi baru menyasar ke empat dusun meliputi Tambak, Kembang, Ngricik dan Gebang.
Namun demikian, lanjut Kartina, meski sudah terpasang di empat dusun, namun pasokan air bersih belum bisa dirasakan masyarakat. Sebab, aliran baru bisa dinikmati oleh sebagian warga di Dusun Tambak.
“Belum maksimal. Apalagi air yang mengalir baru mulai mengucur sejak tahun lalu karena adanya perbaikan jaringan pipa dari PDAM. Sedang di tahun-tahun sebelumnya hanya sebatas instalasi tanpa bisa difungsikan,” imbuhnya.
Terpisah, Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Isnawan Fibrianto hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi terkait dengan pelayanan air bersih di wilayah Kecamatan Rongkop, khususnya di Desa Melikan.