Jogja
Rabu, 10 September 2014 - 07:40 WIB

KEKERINGAN GUNUNGKIDUL : Tahun Ini, Wonosari Dropping 600 Tangki Air

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kekeringan mulai terasa, warga Dusun Sengir, Desa Kalirejo, Kokap mulai menggantungkan air pada sumber air yang ada di desa tersebut, Selasa (2/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Menyikapi kekeringan yang terjadi, Pemerintah Kecamatan Wonosari melakukan dropping air ke tiga desa yang dinilai membutuhkan bantuan air bersih.

Camat Wonosari Iswandoyo mengatakan tahun ini ada tiga desa yang menjadi sasaran dropping air. Ketiga desa tersebut yakni Wunung, Pulutan dan Mulo. Ketiga desa tersebut menjadi langganan kekeringan setiap tahunnya.

Advertisement

“Tahun lalu kami juga dropping di tiga desa tersebut,” ujar dia ketika dihubungi Harianjogja.com, Selasa (9/9/2014).

Iswandoyo menambahkan tahun ini Kecamatan Wonosari kembali melakukan dropping sebanyak 600 tangki air untuk membantu warga. Hal itu diharapkan mampu meringankan beban warga Wonosari yang tidak mampu membeli air bersih.

“Kami mulai dropping 1 Juni lalu. Rencananya dropping akan kami lakukan hingga akhir Oktober. Setiap hari rata-rata ada lima tangki yang disalurkan ke warga,” imbuh dia.

Advertisement

Salah satu warga Desa Pulutan, Tumijo mengatakan, daerahnya selalu mengalami kekeringan. Warga biasanya menggunakan air dalam sumur mereka untuk keperluan sehari-hari. Namun, ketika sudah memasuki musim kemarau, debit air di sumur menjadi sedikit.

“Biasanya warga yang beli ataupun mendapatkan bantuan dropping, airnya dimasukkan ke dalam sumur,” ujar dia.

Kekeringan juga dialami warga di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus. Mereka sudah mulai kekurangan air sejak awal Juni. Bahkan, warga harus berjalan menuju sumber air untuk mendapatkan air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Advertisement

Salah satu warga Dusun Duwet, Desa Purwodadi Warikun mengatakan, ia harus berjalan sekitar 200 meter dari rumahnya untuk mengambil air di sumber air Wonosari, Duwet. Ia mengambil air dari tampungan sumber air yang tidak begitu jernih. Warikun mengaku, setiap hari ia hanya mengambil empat jeriken air untuk keperluan sehari-hari. Empat jeriken air tersebut harus cukup untuk keperluan memasak dan minum kelima anggota keluarga. Jika ingin mandi, Warikun dan keluarganya berjalan ke Telaga Wonosari. Ia menuturkan lebih senang berjalan dan mengambil air sendiri di sumber air daripada harus membeli air. Pasalnya, bagi dia, harga satu tangki air di Desa Purwodadi termasuk mahal. Satu tangki air dijual dengan harga Rp90.000 hingga Rp100.000.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif