SOLOPOS.COM - Ilustrasi sumur dalam (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN-Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman, Sapto Winarno mengungkapkan wilayah Kecamatan Prambanan menjadi yang dampak kekeringannya paling parah pada musim kemarau. Warga yang belum terjangkau tiga sistem jaringan air bersih di Prambanan, diminta memanfaatkan dam dan sumur-sumur dalam yang telah dibangun dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sapto mengatakan musim kemarau diperkirakan masih terjadi dalam dua hingga tiga bulan mendatang.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

“Di Prambanan kita ada dam pengendali di Dawangsari, Sambirejo. Volume airnya mencapai 20.000 meter kubik dan bisa dimanfaatkan masyarakat. Diperkirakan, airnya masih cukup sampai selesai musim kemarau nanti,” ucap Sapto kepada wartawan di Gedung Setda Sleman, Jumat (12/9/2014) lalu.

Sapto pun mengakui telah terjadi penurunan debit air, terlebih di Prambanan.

“Silakan memanfaatkan dan mengelola sumur dalam yang sudah ada,” katanya kemudian.

Sebanyak delapan sumur dalam telah dibangun di Prambanan untuk mengantisipasi kekeringan. Sapto memaparkan kedelapan sumur tersebut dikelola warga Dusun Gedang, Kikis, Sawo, dan Sembir di Desa Sambirejo, Dusun Pereng di Desa Sumberharjo, Dusun Jontro dan Jali di Desa Gayamharjo, serta Dusun Mlakan di Desa Madurejo.

Sementara itu, tiga sistem jaringan air bersih di Prambanan secara bertahap akan dilakukan konversi energi dari solar ke listrik.

“Saat ini baru sistem II di Dusun Bleber Desa Sumberharjo yang energi penggerak pompanya sudah dikonversi dari solar ke listrik,” terang Sapto.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Juli Setiono Dwiwasito mengungkapkan terdapat beberapa saluran yang perlu diperbaiki pada sistem jaringan air bersih di Prambanan. Misalnya sarana perpipaan di Bleber, ada kerusakan sepanjang sekitar satu kilometer karena pipanya sudah cukup tua dan aus.

Sapto melanjutkan, setelah perbaikan jaringan dan konversi energi selesai, ketiga sistem tersebut diharap mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi sekitar 5.242 keluarga di kawasan perbukitan Prambanan. Biaya operasional pun dinilai lebih hemat jika pompa digerakkan dengan energi listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya