Jogja
Jumat, 12 Agustus 2011 - 10:02 WIB

Kelahiran: Tak perlu tegang hadapi sungsang

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kelahiran menjadi peristiwa yang paling dinantikan oleh wanita hamil. Namun, momen membanggakan ini dapat berubah menjadi menegangkan saat vonis sungsang dijatuhkan oleh dokter yang menangani.

Jika tidak segera ditangani, kelahiran sungsang menyebabkan kematian pada bayi. Dalam dunia medis, istilah sungsang dikenal dengan sebutan presbo, singkatan dari presentasi bokong, menunjukkan apa yang lahir lebih dulu, yakni bokong bayi. Padahal, bayi lahir yang normal seharusnya dimulai dari kepala.

Advertisement

Spesialis Obgin RSUP Dr Sardjito, Risanto, menyebutkan, kasus kelahiran sungsang di Jogja terbilang tidak besar.

“Analoginya, dari 100 wanita melahirkan, hanya 5% nya yang kedapatan sungsang,” tuturnya kepada Harian Jogja saat ditemui di rumah sakit setempat, Rabu (10/8).

Advertisement

“Analoginya, dari 100 wanita melahirkan, hanya 5% nya yang kedapatan sungsang,” tuturnya kepada Harian Jogja saat ditemui di rumah sakit setempat, Rabu (10/8).

Menurut dia,kelahiran sungsang tidak berbahaya bagi sang ibu, sebab yang berdampak langsung ialah bayi itu sendiri, mulai dari lengan patah, pendarahan otak, kelumpuhan hingga kematian.

Tali pusar bayi dalam kelahiran sungsang, lanjutnya, keluar lebih dulu, situasi ini membutuhkan pertolongan ekstra cepat, sebab jika terlambat jiwa bayi menjadi tidak terselamatkan.

Advertisement

Jika tidak hati-hati, cengkeraman tangan tenaga medis atau dokter member tekanan berlebihan di bahu bayi dan dapat mengakibatkan kelumpuhan di sepanjang hidupnya.

“Kasus yang paling parah dalam kelahiran sungsang ialah jika kepala bayi masih berada di dalam perut ibu, sementara anggota badannya sudah lahir semua, biasanya bayi seperti ini kemungkinan besar mati,” tandas dia.

Risanto menjelaskan, tidak ada penyebab tunggal dari kelahiran sungsang, antara lain, panggul sempit, melahirkan bayi kembar, terdapat miom yang menghalangi gerakan bayi di dalam rahim, dan sebagainya.

Advertisement

Meskipun demikian, operasi Caesar tidak selalu menjadi satu-satunya solusi dalam penanganan kelahiran sungsang, sebab tindakan ini hanya ditawarkan kepada mereka yang baru pertama kali melahirkan.

“Untuk perempuan yang baru pertama kali melahirkan, jalan lahir biasanya masih sempit, sehingga mau tidak mau ketika dinyatakan sungsang harus dicaesar demi keselamatan bayi,” ucap dia.

Sedangkan bagi ibu yang sudah pernah melahirkan, tergantung dari besar kecilnya bayi. Standar ukuran bayi sungsang yang masih bisa dilahirkan secara normal seberat kurang dari 3.500 gram.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Ruang Obsgin RSUD Sleman, Asri Wantiningsih, mengatakan sepanjang 2010 terdapat 987 kelahiran di rumah sakitnya, dengan kasus sungsang sebanyak 57 kasus. penanganan lahir alami sebanyak 14 bayi dan operasi Caesar sejumlah 43 bayi.

“Ini menunjukkan persalinan sungsang tetap dapat ditangani secara alami dan tidak harus melalui operasi caesar,” tukas dia, Kamis (11/8).(Wartawan Harian Jogja/Switzy Sabandar)

HARJO CETAK

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif