SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi gas elpiji 3 kilogram (JIBI/Bisnis /Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN- Situasi serupa juga terjadi di Sleman. Harga jual elpiji tiga kilo di tingkat pengecer melambung hingga lebih dari Rp20.000.

Suwardi, pengecer gas di Dusun Pokoh, Wedomartani, Ngemplak mengaku sudah kehabisan stok selama hampir satu bulan. Padahal, biasanya dia mendapat kiriman 20 tabung elpiji tiga kg dari pangkalan.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

“Gasnya kosong. Ini enggak tahu kenapa,” kata pria berusia 74 tahun tersebut, Rabu (26/11/2014).

Menurut Suwardi, jika kiriman gas datang, stok dipastikan akan langsung habis pada hari yang sama.

“Harganya pun kalau lagi langka begini bisa Rp20.000, Rp21.000, bahkan Rp22.000. Soalnya di mana-mana memang lagi susah cari gas,” ujarnya.

Suwardi mengaku tidak pernah mengizinkan konsumen memborong gas melon. Setiap konsumen maksmimal hanya bisa membeli dua tabung. Itu pun khusus kalangan pedagang, bukan rumah tangga.

“Mau ganti beli yang besar [gas elpiji 12 kg] juga keberatan. Tapi ada juga konsumen yang akhirnya pakai yang besar. Daripada kecele lagi,” terang Suwardi.

Kelangkaan gas melon ternyata tidak hanya terjadi di tingkat pengecer, tetapi juga pangkalan. Hal itu diungkapkan Nurhayati pemilik pangkalan di Dusun Dero, Wedomartani, Ngemplak.

“Habis. Sudah lama langkanya. Tapi saya enggak tahu kenapa, adik saya yang lebih tahu,” ungkap Nurhayati.

Harga gas di pangkalan milik Nurhayati masih terbilang normal, yaitu Rp15.000 per tabung. “Tapi kalau barangnya memang tidak ada, tetap susah kan?” kata Nurhayati kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya