SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Harianjogja.com, BANTUL- Panjangnya mata rantai penjualan gas elpiji bersubsidi 3 Kg diyakini sebagai penyebab mahalnya harga gas di pasaran Bantul. Pangkalan diinstruksikan mengendalikan distribusi elpiji yang biasa disebut gas melon tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul Sulistyanta menyatakan, lembaganya telah menemukan penyebab mahalnya harga gas di pasaran. Penyebabnya, kata dia, karena mata rantai penjualan gas terlalu panjang.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Sedianya, gas dari pangkalan dijual langsung ke konsumen atau dijual ke pengecer lalu ke konsumen. Namun saat ini, banyak bermunculan para pengepul gas. Mereka membeli gas dari berbagai pangkalan lalu menjualnya ke pengecer.
Dari pengecer, baru gas dijual ke konsumen dengan harga yang sudah tinggi. “Dari pangkalan saja harga Rp16.000, ke pengecer tentu sudah lebih tinggi dari itu apalagi ke konsumen bisa sampai Rp20.000 bahkan lebih,” terang Sulistyanta Kamis (27/11/2014).

Di sisi lain kata dia, pengecer juga merasa lebih praktis bila hanya menunggu para pengepul gas mengantar pasokan barang setiap hari ke warungnya, tanpa harus repot mengangkut dari pangkalan.

Namun efeknya, masyarakat merasakan mahalnya harga gas. Serta kekurangan gas lantaran bahan bakar itu banyak beredar di pengepul dan pengecer bukan di konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya