Jogja
Sabtu, 29 November 2014 - 14:20 WIB

KELANGKAAN GAS : Warga Kokap Berburu Gas 3 Kg

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi elpiji 3 kilogram (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, JOGJA-Gas elpiji ukuran tiga kilogram kini menjadi buruan warga. Pasalnya, isu kelangkaan membuat warga
kesulitan mendapatkan gas melon, bahkan harus membelinya dengan harga tinggi hingga Rp20.000 per tabung.

Sumarjono, 43, warga Desa Kalibiru, Kokap mengaku, sudah tiga hari ini kesulitan mencari gas tersebut. Padahal, setidaknya dalam
satu hari dia membutuhkan tiga tabung sampai empat tabung gas untuk keperluan usaha katering.

Advertisement

“Sudah tiga sampai empat hari ini saya sulit cari gas, tidak punya kayu lagi untuk bahan bakar sementara,” ujar Jono saat ditemui di
salah satu warung kelontong di Dusun Pereng, Desa Sendangsari, Pengasih, Jumat (28/11/2014).

Jono mengungkapkan, selama beberapa hari ini sudah lebih dari sepuluh warung atau kios yang dia datangi. Namun, hampir semua
warung kehabisan stok gas melon tersebut. Meski sempat mendapat satu tabung, Jono mengatakan itu hanya cukup untuk keperluan
rumah tangga.

“Saya paling tidak membutuhkan empat tabung, karena pesanan makanan paling tidak sampai 100 orang. Kalau dapat [gas] juga
harganya sudah sangat mahal antara Rp19.000 sampai Rp20.000 per tabung,” jelas Jono.

Advertisement

Yeni Susanti, 35, pedagang gas eceran setempat juga mengatakan, harga dari tengkulak masih sama. Hanya jumlah yang dapat
diambil makin berkurang. Setidaknya dalam satu kali pengambilan, dia bisa mendapatkan sepuluh tabung sampai 15 tabung. Akan
tetapi, kali ini dia hanya mendapatkan jatah lima tabung saja.

“Stok dari sana [tengkulak] berkurang karena katanya ada pengurangan kuota. Jadi saya cuma dapat lima tabung saja, terpaksa harga
jualnya saya tambah jadi Rp19.000 per tabung ,” ungkap Yeni.

Terpisah Wahyu, 40, pemilik pangkalan gas elpiji di Wates mengungkapkan, harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji rata-rata Rp15.500
per tabung. Kenaikan harga gas tersebut dianggap tidak normal setelah di tangan pengecer. Pasalnya, pedagang mulai memanfaatkan
momentum konsumen yang kesulitan mendapatkan gas tersebut.

Advertisement

“Pasokan dari agen elpiji ke tempat saya memang ada pengurangan. Pengurangannya sekitar 50 an tabung dari 360 tabung.
Barangnya berkurang tapi permintaan tinggi,” jelas Wahyu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif