Jogja
Rabu, 6 November 2013 - 17:54 WIB

KELESTARIAN GUA PINDUL : Pemandu Gua Dapat Pelatihan Pelestarian

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pemandu Gua Pindul mendapatkan pelatihan lapangan menyusuri Gua Glatik. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sekitar 40 pemandu wisata Gua Pindul dari tujuh pengelola mendapatkan pelatihan untuk menyamakan materi panduan, Rabu (6/11/2013) di Desa Bejiharjo.

Ketua Desa Wisata Bejiharjo, Bagyo menuturkan kegiatan ini digelar agar para pemandu memiliki pengetahuan yang tepat mengenai hal-hal seputar gua. Para pemandu diharapkan bisa memberikan penjelasan yang tepat kepada wisatawan.

Advertisement

“Penjelasan yang diberikan pun harus sama antarpengelola sehingga tidak membuat bingung wisatawan. Sebagai pemandu juga harus tahu apa yang sedang mereka jelaskan,” tutur dia.

Ia menambahkan para pemandu juga diharapkan bisa mengajak wisatawan untuk ikut serta menjaga kelestarian gua. Kenyamanan pengunjung juga harus tetap diperhatikan.

Instruktur pelatihan dari Yayasan Acintyacunyata, Bagus Yulianto menuturkan para pemandu diajak untuk memahami seluk-beluk gua dan bagaimana cara menjaganya.

Advertisement

Bagus juga membagi pengetahuan mengenai hal-hal apa saja yang bisa merusak gua serta bahaya yang ada dalam gua.

“Kami memberikan materi secara teori dan praktik. Materi itu bisa mereka pelajari dan mereka terapkan. Namun teori saja tidak cukup. Harus ada praktik lapangan,” tutur dia.

Usai materi para pemandu diajak untuk prakter di lapangan dengan menyusuri Gua Glatik. Bagus menjelaskan stuktur batuan dan zona-zona rawan. Selain itu ia mengajak pemandu untuk tanggap terhadap bencana atau kecelakaan yang mungkin terjadi.

Advertisement

“Misal ada yang pingsan di dalam, bagaimana cara mengevakuasinya? Mereka harus paham. Tapi jangan hanya dibayangkan. Harus dipraktekkan. Kalau cuma dibayangkan, pas kejadian nyata pasti bingung,” tutur dia.

Selain itu para pengelola juga harus memiliki akses ke petugas kesehatan dan mampu memberikan pertolongan pertama. Ia mencontohkan semisal ada wisatawan yang digigit ular, maka harus cepat-cepat dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.

“Artinya pengelola bisa bekerja sama dengan Puskesmas untuk menyediakan anti bisa ular semisal banyak ditemukan ular. Pemandu minimal harus paham jenis ular juga,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif