SOLOPOS.COM - Pelaksanaan lomba kicau burung tingkat nasional di Lapangan Pemkab Sleman, Minggu (5/6/2016). Ribuan ekor burung bertarung untuk memperebutkan 54 gelar.(Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Kelestarian satwa dilakukan dengan perlombaan.

Harianjogja.com, SLEMAN – Wilayah DIY dinilai paling bergengsi dalam ajang lomba burung berkicau bagi anggota pelestari burung Indonesia (PBI). Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan event serupa selalu dibanjiri peminat.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Ketua PBI Pusat Bagya Rahmadi menjelaskan, dalam catatannya, setiap event lomba burung yang digelar di DIY, selalu banyak yang datang dari seluruh penjuru tanah air. Itu tidak lain, kata dia, karena ada nilai gengsi yang besar di kalangan pelestari burung untuk bertarung di wilayah Jogja yang terkenal dengan keratonnya. Apalagi, jika piala yang diperebutkan seputar keraton, jumlah peserta mencapai ribuan.

“Harus diakui hadiahnya memang tidak seberapa, tapi gengsinya, kalau ada Piala Raja itu yang datang seluruh pelestari burung di tanah air,” ungkapnya, saat ditemui di sela-sela acara lomba kicau burung di Lapangan Pemkab Sleman, Minggu (5/6/2016).

Bagya menyebut, ketika seekor burung bisa memenang dalam event lomba seperti Piala Raja maupun Pakualaman, ada kebanggan tersendiri. Bahkan lebih bangga saat memenangkan pertandingan itu di Jogja ketimbang daerah lain. Alasannya, burung yang sudah menang di event piala di Jogja bisa mendongkrak harganya mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Selain itu, dari sisi geografis, DIY termasuk mudah dijangkau transportasi baik darat dan udara. Sehingga meski ada event serupa di kota lain, para pelestari burung tetap memilih Jogja.

“Maka ada istilah, kalau belum menang tanding di Jogja itu mereka [pelestari burung] belum puas. Karena otomatis itu menaikkan harga,” tegas dia.

Beberapa jenis burung yang diperlombakan untuk versi PBI antara lain, burung lokal tujuh jenis. Terdiri atas Penthet, Murai Batu, Anis Merah, Anis Kembang, Cucak Rowo, Cucak Ijo dan Kacer. Serta jenis impor yaitu Kenari dan Love Bird. Banyaknya peminat memilih Jogja sebagai tempat bertarung dalam event lomba burung, sebaiknya direspon oleh dinas terkait dalam meningkatkan jumlah wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanto menegaskan, selain destinasi wisata, pihaknya telah berkali-kali menggelar event seperti lomba kicau burung untuk menarik wisatawan datang ke Jogja. “Benar, memang Jogja selalu ada daya tarik bagi pelestari burung. Event hari sebenarnya ada di kota-kota lain juga tetapi di Jogja paling banyak peminatnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya